Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Selasa, 03 November 2009

SISI LAIN TENIS BANK COMMONWEALTH: Para Juara Pede Kenakan Baju Tradisonal

CINTA TENIS INDONESIA - NUSA DUA - "Menjadi petenis tangguh itu penting. Tapi bagi saya, yang pertama harus (tampil) menjadi wanita lebih dulu," kata petenis putri asal Perancis Aravane Rezai di sela-sela jamuan makan siang di Temple Garden, The Westin, Nusa Dua, Bali, Senin (2/11). Sesekali wanita kelahiran St Etienne, 22 tahun lalu, itu melayani permintaan penggemarnya untuk berfoto bersama.

- Senyum manis selalu mengembang di bibirnya, meski sesekali ia harus menyeka keringat akibat cuaca panas. Rezai tampak begitu bahagia di tengah kerumunan undangan dan wartawan yang akan meliput acara Commonwealth Bank Tournament of Champions, 4-8 November nanti.

Ia tampak begitu percaya diri dengan gaun panjang yang dikenakannya. Harus diakui, petenis keturunan Iran-Perancis itu tampak lebih cantik dengan terusan warna hitam tersebut dibanding ketika mengenakan pakaian ketat serbaterbuka saat bertanding di lapangan.

"Saya buat gaun Rezai supaya lebih tertutup sesuai permintaan dia karena dia muslim," ungkap Rico Anantha, desainer yang merancang busana Rezai dan sepuluh pemain lain dalam acara tersebut.

"Temanya 'Heritage of Asia' dan bahan-bahannya sebisa mungkin saya ambil dari budaya Bali. Busana yang dikenakan dia (Rezai) itu dari bahan Endek dari Bali," papar perancang asal Surabaya yang sudah 16 tahun berkarya Bali itu.

Selain Rezai, petenis-petenis lain yang akan berlaga di Tournament of Champions kali ini juga mengenakan bahan Endek sebagai bahan utama pada busana mereka. Sabine Lisicki dan Magdalena Rybarikova, misalnya, didandani persis seperti wanita asli Pulau Dewata. Rambut mereka tidak digelung, cukup diikat satu dan disibak ke atas pundak. Kecantikannya... luar biasa.

"Saya merasa nyaman dengan baju ini, saya senang," aku Lisicki kepada KOMPAS.com seusai pengundian grup di tempat yang sama.

Kepada KOMPAS.com pula, Rico mengakui bahwa ia hanya punya waktu seminggu untuk membuat baju-baju itu. Maklumlah, nama-nama petenis yang akan bertanding kali ini memang baru diumumkan pada Rabu (28/10).

Pengepasan baju pun baru dilakukan sehari sebelum acara jamuan makan siang, setelah petenis tiba di Bali. Cukup singkat memang, tapi itu tak mengurangi kesiapan Rico untuk menyulap petenis-petenis dari Eropa itu menjadi wanita-wanita cantik ala Asia, tepatnya Indonesia. "Saya agak surprise dengan baju yang dikenakan Yanina (Wickmayer). Ternyata bajunya bisa langsung pas," tambah Rico.

Pengenalan budaya Bali memang perlu dilakukan untuk menarik minat pemain dan pencinta tenis dunia untuk datang ke tanah air. Commonwealth Bank yang telah mensponsori ajang ini hingga 2011 berharap agar ajang internasional ini tetap berlangsung di Bali. Karena itu, antusiasme publik tenis amat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan turnamen. Jika tidak, Indonesia bisa kehilangan kesempatan menggelar acara tahunan ini dan berpindah ke negara lain. (sihc/skoc)

***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***