- SALAH satu gelar terbaik yang pernah ia raih adalah juara pertama The Indonesia Tennis Association. Bahkan, ia terpilih masuk pelatnas dan mengikuti training camp di bawah asuhan pelatih asing Seres Menon.
“Penampilannya sudah dipuji Mr Seres. Padahal baru sepuluh tahun, namun kemampuannya seperti usia 14 tahun,” ujar pelatih Althaf, Sri Agung kepada Radar Bogor, kemarin.
Agung mengatakan, saat ini prestasi anak asuhnya sering terhambat oleh Pengda Pelti Jawa Barat. Karena surat panggilan yang datang dari PB Pelti beberapa kali terlambat diterima Althaf.
Bahkan saat mendapat panggilan training camp lalu, dia baru tahu dari salah seorang pengurus pusat melalui pesan singkat. Padahal, suratnya sudah sampai di pengda.
Ia mengatakan, pengurus dan pemain sering terjadi miskomunikasi, salah satunya dalam seleksi atlet. Pada PON Junior di Kemayoran, 23-31 Oktober, Althaf tak masuk tim Jawa Barat. Padahal, ia telah meraih juara di berbagai ajang internasional.
Agung menegaskan, pada PON Junior itu, Althaf akan bergabung dengan tim DKI Jakarta,. Namun karier keatletannya masih tetap bersama Kabupaten Bogor. “Kita hanya mencari jam terbang. Kalau tak banyak tanding tak mungkin dia bisa berkembang. Karena itu saya minta izin agar dia bisa bermain,” tegasnya.
Agung mengatakan, jika sistem di Jawa Barat tak segera diubah, perkembangan tenis akan terhambat. Pasalnya, potensi di daerah-daerah tak bisa terpantau baik. “Kasihan atlet yang tak punya banyak informasi. Meski bagus, mereka justru tak bisa berkembang,” pungkasnya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
“Penampilannya sudah dipuji Mr Seres. Padahal baru sepuluh tahun, namun kemampuannya seperti usia 14 tahun,” ujar pelatih Althaf, Sri Agung kepada Radar Bogor, kemarin.
Agung mengatakan, saat ini prestasi anak asuhnya sering terhambat oleh Pengda Pelti Jawa Barat. Karena surat panggilan yang datang dari PB Pelti beberapa kali terlambat diterima Althaf.
Bahkan saat mendapat panggilan training camp lalu, dia baru tahu dari salah seorang pengurus pusat melalui pesan singkat. Padahal, suratnya sudah sampai di pengda.
Ia mengatakan, pengurus dan pemain sering terjadi miskomunikasi, salah satunya dalam seleksi atlet. Pada PON Junior di Kemayoran, 23-31 Oktober, Althaf tak masuk tim Jawa Barat. Padahal, ia telah meraih juara di berbagai ajang internasional.
Agung menegaskan, pada PON Junior itu, Althaf akan bergabung dengan tim DKI Jakarta,. Namun karier keatletannya masih tetap bersama Kabupaten Bogor. “Kita hanya mencari jam terbang. Kalau tak banyak tanding tak mungkin dia bisa berkembang. Karena itu saya minta izin agar dia bisa bermain,” tegasnya.
Agung mengatakan, jika sistem di Jawa Barat tak segera diubah, perkembangan tenis akan terhambat. Pasalnya, potensi di daerah-daerah tak bisa terpantau baik. “Kasihan atlet yang tak punya banyak informasi. Meski bagus, mereka justru tak bisa berkembang,” pungkasnya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar