- Turnamen berhadiah total 10.000 dolar AS atau sekitar Rp 90 juta itu digelar di lapangan tenis Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Ayu peringkat 421 dunia ditaklukkan petenis Selandia Baru bukan unggulan peringkat 971 dunia, Katherine Westbury, 2-6, 7-6 (5), 6-1 di babak perempat final. Sementara Jessy peringkat 449 dunia dijinakkan unggulan kelima dari Thailand peringkat 773 dunia, Pliphuech Peangthan 4-6, 7-6 (6), 7-6 (5).
Dalam pertandingan yang disaksikan Menpora Andi Mallarangeng, Ayu tampil garang pada set pertama. Ayu mendominasi permainan dan memenangi set ini dengan mudah 6-2.
Namun pada set kedua, Westbury agaknya telah membaca permainan Ayu dan perlahan-lahan dia mulai dapat mengantisipasi serangan Ayu. Petenis Selandia Baru keturunan Thailand ini tampil solid terutama pada poin-poin penting dan memanfaatkan tiap peluang menjadi keunggulan. Westbury terus memimpin di set kedua ini hingga mengunci Ayu pada kedudukan 7-5 saat terjadi tiebreak.
Kemenangan di set kedua tersebut memberi kepercayaan diri besar pada Westbury, sehinggqa set ketiga berikutnya dia tampil terus menekan dengan bola-bola cepat. Hal ini sangat menyulitkan Ayu untuk mengembangkan permainannya. Set ketiga sepenuhnya dikuasai Westbury dan dia menangkan dengan telak 6-1. "Pada set pertama agak sulit bagi Katherine mengembangkan permainannya. Ayu jauh lebih berpengalaman dan mampu tampil dengan memainkan tempo yang berubah-ubah sehingga menyulitkan Katherine," katanya kepadfa Antara.
Baru pada set kedua Katherine mulai dapat membaca permainan Ayu dan dapat mengantisipasi permainannya," tutur Tom Westbury, ayah sekaligus pelatih Westbury. Westbury menyatakan, gembira dapat mengalahkan Ayu dan lolos ke babak semi final. Di babak semi final dia akan menghadapi petenis yang satu usia dengannya dari Indonesia, Grace Sari Ysidora. Kedua pemain kini sama-sama berusia 17 tahun. "Saya akan mencoba menampilkan permainan terbaik saya. Saya pikir besok akan menjadi pertandingan yang ketat," tutur Westbury.
Grace lolos ke babak semi final setelah menyisihkan rekannya sesama pemain Indonesia, Voni Darlina, 6-4, 7-5. Grace sempat tertinggal 1-4 di set pertama, namun mampu mengejar ketertinggalannya dan mengunci Voni di set pertama di posisi 6-4.
Di set kedua Grace dan Voni yang sama-sama masuk babak utama dengan fasilitas wild card atau tanpa melalui kualifikasi, bermain ketat. Grace yang bermain lebih matang kembali memenangi set kedua ini. "Saya tampil terburu-buru ingin meraih poin pada poin-poin penting. Namun karena terburu-buru malah akhirnya pukulan saya banyak nyangkut net atau keluar lapangan," tutur Voni yang baru berusia 15 tahun dan untuk pertama kalinya lolos hingga babak perempat final turnamen intenasional senior.
Sementara itu, Jessy juga sempat memimpin 5-3 di set kedua, setelah unggul di set pertama, 6-4. Sayangnya pada saat sudah unggul ini Jessy banyak melakukan kesalahan sendiri. Jessy pun terlihat tampil kurang sabar pada poin-poin penting. Akibatnya banyak peluang kemenangan yang terbuang sia-sia. Sebaliknya Pliphuech tampil sangat sabar dan rajin mengejar ke maja saja bola Jessy jatuh. Petenis Thailand ini sudah sering bertemu Jessy sejak mereka masih junior.
Dengan kemenangan ini Pliphuech di babak semifinal menghadapi petenis Indonesia unggukan ketiga, Sandy Gumulya. Sandy di perempat final lolos dari hadangan unggulan kedelapan dari Korsel, Kim Hae-Sung 7-5, 7-6 (3). "Cuaca sangat panas sehingga membuat saya cepat lelah. Hal ini menyulitkan saya mengembankan permainan saya. Di babak final saya akan berupaya main sebaik mungkin," tutur Sandy singkat. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Dalam pertandingan yang disaksikan Menpora Andi Mallarangeng, Ayu tampil garang pada set pertama. Ayu mendominasi permainan dan memenangi set ini dengan mudah 6-2.
Namun pada set kedua, Westbury agaknya telah membaca permainan Ayu dan perlahan-lahan dia mulai dapat mengantisipasi serangan Ayu. Petenis Selandia Baru keturunan Thailand ini tampil solid terutama pada poin-poin penting dan memanfaatkan tiap peluang menjadi keunggulan. Westbury terus memimpin di set kedua ini hingga mengunci Ayu pada kedudukan 7-5 saat terjadi tiebreak.
Kemenangan di set kedua tersebut memberi kepercayaan diri besar pada Westbury, sehinggqa set ketiga berikutnya dia tampil terus menekan dengan bola-bola cepat. Hal ini sangat menyulitkan Ayu untuk mengembangkan permainannya. Set ketiga sepenuhnya dikuasai Westbury dan dia menangkan dengan telak 6-1. "Pada set pertama agak sulit bagi Katherine mengembangkan permainannya. Ayu jauh lebih berpengalaman dan mampu tampil dengan memainkan tempo yang berubah-ubah sehingga menyulitkan Katherine," katanya kepadfa Antara.
Baru pada set kedua Katherine mulai dapat membaca permainan Ayu dan dapat mengantisipasi permainannya," tutur Tom Westbury, ayah sekaligus pelatih Westbury. Westbury menyatakan, gembira dapat mengalahkan Ayu dan lolos ke babak semi final. Di babak semi final dia akan menghadapi petenis yang satu usia dengannya dari Indonesia, Grace Sari Ysidora. Kedua pemain kini sama-sama berusia 17 tahun. "Saya akan mencoba menampilkan permainan terbaik saya. Saya pikir besok akan menjadi pertandingan yang ketat," tutur Westbury.
Grace lolos ke babak semi final setelah menyisihkan rekannya sesama pemain Indonesia, Voni Darlina, 6-4, 7-5. Grace sempat tertinggal 1-4 di set pertama, namun mampu mengejar ketertinggalannya dan mengunci Voni di set pertama di posisi 6-4.
Di set kedua Grace dan Voni yang sama-sama masuk babak utama dengan fasilitas wild card atau tanpa melalui kualifikasi, bermain ketat. Grace yang bermain lebih matang kembali memenangi set kedua ini. "Saya tampil terburu-buru ingin meraih poin pada poin-poin penting. Namun karena terburu-buru malah akhirnya pukulan saya banyak nyangkut net atau keluar lapangan," tutur Voni yang baru berusia 15 tahun dan untuk pertama kalinya lolos hingga babak perempat final turnamen intenasional senior.
Sementara itu, Jessy juga sempat memimpin 5-3 di set kedua, setelah unggul di set pertama, 6-4. Sayangnya pada saat sudah unggul ini Jessy banyak melakukan kesalahan sendiri. Jessy pun terlihat tampil kurang sabar pada poin-poin penting. Akibatnya banyak peluang kemenangan yang terbuang sia-sia. Sebaliknya Pliphuech tampil sangat sabar dan rajin mengejar ke maja saja bola Jessy jatuh. Petenis Thailand ini sudah sering bertemu Jessy sejak mereka masih junior.
Dengan kemenangan ini Pliphuech di babak semifinal menghadapi petenis Indonesia unggukan ketiga, Sandy Gumulya. Sandy di perempat final lolos dari hadangan unggulan kedelapan dari Korsel, Kim Hae-Sung 7-5, 7-6 (3). "Cuaca sangat panas sehingga membuat saya cepat lelah. Hal ini menyulitkan saya mengembankan permainan saya. Di babak final saya akan berupaya main sebaik mungkin," tutur Sandy singkat. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***