Oleh: Gungde Ariwangsa *
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Perjalanan tenis Indonesia selama satu tahun ini seperti ada dan tiada. Selama tahun 2010, kegiatan tenis di Tanah Air bukan ada, melainkan ada di mana-mana. Mulai dari kegiatan yang berskala daerah, nasional, regional, hingga internasional, tenis Indonesia ada terus.
- Namun, semua itu seperti menjadi tidak ada bila menengok raihan prestasi tenis Indonesia. Jadi, tidak keliru kalau dikatakan bahwa tenis Indonesia berada dalam kondisi antara ada dan tiada. Soal aktivitas, boleh dikatakan tenis menjadi cabang olahraga yang paling aktif dalam menggelar turnamen maupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan dan pembinaan prestasi.
Pengurus Pusat Pelti di bawah pimpinan Ketua Umum Martina Widjaja memunyai kalender kegiatan turnamen yang mencapai puluhan, kecuali saat bulan puasa dapat dikatakan tiada minggu tanpa turnamen yang masuk kalender turnamen diakui Pelti. Di daerah-daerah ada turnamen yang dikelola klub, Pengkab/Pengkot, maupun Pengprov Pelti.
Kategori turnamen yang dilaksanakan juga beragam, mulai dari junior, remaja, senior, hingga veteran. Ada turnamen persami, antardaerah, seri, serta master yang berskala nasional maupun internasional.
Yang menonjol sebut saja rangkaian turnamen internasional seri Garuda Indonesia yang terlaksana di beberapa daerah. Bahkan, PP Pelti sendiri kembali menghadirkan Pekan Olahraga Tenis yang dihadiri hampir seluruh daerah di Indonesia. Sedangkan untuk event yang membawa nama bangsa dan negara, PP Pelti tidak pernah absen ambil bagian, mulai dari Piala Davis, Piala Fed, dan Asian Games.
Namun, dalam turnamen yang membawa nama bangsa dan negara yang menjadi ukuran tingkat prestasi tenis Indonesia inilah tidak ada hasil yang membanggakan. Dampaknya, aktivitas PP Pelti seperti sirna di telan angin kegagalan demi kegagalan itu.
Tim Piala Davis Indonesia masih tetap berkutat di Grup II Asia-Oceania setelah dipermalukan Thailand di Jakarta. Kemudian Tim Putri Piala Fed Indonesia malah terpuruk ke tingkat pertandingan zona. Puncak kehancuran prestasi tenis Indonesia terjadi di Asian Games Guangzhou, China. Tenis, yang sebelumnya pernah menjadi andalan untuk merebut medali emas, kini harus pulang dengan tangan hampa. Tanpa medali.
Sudah begitu, dalam segi perseorangan, PP Pelti juga tidak mampu mengangkat pemain Indonesia untuk menempati posisi membanggakan di peringkat dunia. Kini tidak ada pemain Indonesia yang masuk jajaran 100 besar dunia, baik putra maupun putri. Semakin nyatalah betapa tenis Indonesia hanya ramai dalam kegiatan, namun sepi dalam prestasi. Kondisi yang tidak menggembirakan ini sudah seharusnya menjadi cermin bagi PP Pelti untuk melakukan pembenahan dalam menyambut tahun 2011.
Pada tahun ini, tenis mendapat tantangan di SEA Games XXVI untuk menjadi penyumbang emas demi suksesnya misi Indonesia merebut gelar juara umum. PP Pelti perlu segera melakukan langkah-langkah strategis dalam memperbaiki prestasi tim nasional, baik putra maupun putri.
Cara-cara instan selama ini perlu ditinggalkan dengan membentuk program pembinaan yang berkesinambungan dengan iklim keterbukaan dan mengedepankan kepentingan pemain. Sudah saatnya PP Pelti melakukan pertandingan seleksi bagi pemain yang akan masuk tim nasional. Seleksi ini diberlakukan untuk semua pemain tanpa pandang bulu.
Jika perlu seleksi ini dilakukan enam bulan sekali dengan sistem promosi dan degradasi. Dengan demikian, pemain akan terus tertantang mempersiapkan diri. Yang lebih penting lagi dari semua itu tentunya PP Pelti bisa menunjuk pembina maupun pelatih yang bisa mengobarkan semangat tanding dan mengangkat prestasi pemain, bukan malah sebaliknya mema-tikan semangat dan menghancurkan prestasi pemain. ***
Keterangan
* Sumber HU Suara Karya
* Gungde Ariwangsa adalah
- Redaktur Olahraga HU Suara Karya
- Mantan Ketua Siwo PWI DKI Jaya
- Anggota Siwo Pusat
- Pendiri dan Ketua Bidang Organisasi Komite Pemantau Olahraga Indonesia (KPO) Pusat
- Kontak: 081513873418, email: akumemangcoi@yahoo.com (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Pengurus Pusat Pelti di bawah pimpinan Ketua Umum Martina Widjaja memunyai kalender kegiatan turnamen yang mencapai puluhan, kecuali saat bulan puasa dapat dikatakan tiada minggu tanpa turnamen yang masuk kalender turnamen diakui Pelti. Di daerah-daerah ada turnamen yang dikelola klub, Pengkab/Pengkot, maupun Pengprov Pelti.
Kategori turnamen yang dilaksanakan juga beragam, mulai dari junior, remaja, senior, hingga veteran. Ada turnamen persami, antardaerah, seri, serta master yang berskala nasional maupun internasional.
Yang menonjol sebut saja rangkaian turnamen internasional seri Garuda Indonesia yang terlaksana di beberapa daerah. Bahkan, PP Pelti sendiri kembali menghadirkan Pekan Olahraga Tenis yang dihadiri hampir seluruh daerah di Indonesia. Sedangkan untuk event yang membawa nama bangsa dan negara, PP Pelti tidak pernah absen ambil bagian, mulai dari Piala Davis, Piala Fed, dan Asian Games.
Namun, dalam turnamen yang membawa nama bangsa dan negara yang menjadi ukuran tingkat prestasi tenis Indonesia inilah tidak ada hasil yang membanggakan. Dampaknya, aktivitas PP Pelti seperti sirna di telan angin kegagalan demi kegagalan itu.
Tim Piala Davis Indonesia masih tetap berkutat di Grup II Asia-Oceania setelah dipermalukan Thailand di Jakarta. Kemudian Tim Putri Piala Fed Indonesia malah terpuruk ke tingkat pertandingan zona. Puncak kehancuran prestasi tenis Indonesia terjadi di Asian Games Guangzhou, China. Tenis, yang sebelumnya pernah menjadi andalan untuk merebut medali emas, kini harus pulang dengan tangan hampa. Tanpa medali.
Sudah begitu, dalam segi perseorangan, PP Pelti juga tidak mampu mengangkat pemain Indonesia untuk menempati posisi membanggakan di peringkat dunia. Kini tidak ada pemain Indonesia yang masuk jajaran 100 besar dunia, baik putra maupun putri. Semakin nyatalah betapa tenis Indonesia hanya ramai dalam kegiatan, namun sepi dalam prestasi. Kondisi yang tidak menggembirakan ini sudah seharusnya menjadi cermin bagi PP Pelti untuk melakukan pembenahan dalam menyambut tahun 2011.
Pada tahun ini, tenis mendapat tantangan di SEA Games XXVI untuk menjadi penyumbang emas demi suksesnya misi Indonesia merebut gelar juara umum. PP Pelti perlu segera melakukan langkah-langkah strategis dalam memperbaiki prestasi tim nasional, baik putra maupun putri.
Cara-cara instan selama ini perlu ditinggalkan dengan membentuk program pembinaan yang berkesinambungan dengan iklim keterbukaan dan mengedepankan kepentingan pemain. Sudah saatnya PP Pelti melakukan pertandingan seleksi bagi pemain yang akan masuk tim nasional. Seleksi ini diberlakukan untuk semua pemain tanpa pandang bulu.
Jika perlu seleksi ini dilakukan enam bulan sekali dengan sistem promosi dan degradasi. Dengan demikian, pemain akan terus tertantang mempersiapkan diri. Yang lebih penting lagi dari semua itu tentunya PP Pelti bisa menunjuk pembina maupun pelatih yang bisa mengobarkan semangat tanding dan mengangkat prestasi pemain, bukan malah sebaliknya mema-tikan semangat dan menghancurkan prestasi pemain. ***
Keterangan
* Sumber HU Suara Karya
* Gungde Ariwangsa adalah
- Redaktur Olahraga HU Suara Karya
- Mantan Ketua Siwo PWI DKI Jaya
- Anggota Siwo Pusat
- Pendiri dan Ketua Bidang Organisasi Komite Pemantau Olahraga Indonesia (KPO) Pusat
- Kontak: 081513873418, email: akumemangcoi@yahoo.com (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar