Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Minggu, 28 Desember 2008

TELKOM FIKS: Kejurnas Tenis Yunior, Jabar Tanpa Gelar

INA TENNIS - BANDUNG - Petenis asal Semarang, Rizki Bagus Saputra akhirnya mematahkan harapan wakil tuan rumah Jawa Barat, Reynaldi Prasetyo di laga final KU 16 Kejurnas Tenis Telkom FIKS di Lapangan Tenis Outdoor Taman Maluku, Bandung. Petenis berusia 15 tahun itu meraih kemenangan lewat pertarungan selama tiga set 4-6, 6-3, 6-2.

Gelar ini merupakan kali ketiga yang diraih Rizki sepanjang berlaga di tingkat junior sebelum akhirnya ia memutuskan untuk terjun ke senior dalam masa dua tahun kedepan. "Ini jadi bekal yang cukup berharga, paling tidak dengan tiga gelar junior yang sudah saya miliki saya semakin termotivasi untuk meneruskan karier di dunia tenis," tutur Rizki.

Sebelumnya, di tunggal putri, petenis tuan rumah Jabar juga harus mengalami nasib tragis. Nathania Ratih dipaksa menyerah dua set langsung, 3-6, 1-6 di tangan petenis asal Surakarta, Nadya Syarifah.

Di kelompok U-14 tunggal putra, petenis asal Malaysia Kevin Lake Ke Wei jadi satu-satunya petenis luar negeri yang berjaya di turnamen tenis yunior yang sudah memasuki tahun ke-15 penyelenggaraan. Di partai puncak Kevin berhasil menundukkan Risky Widianto (Surabaya) 6-4, 6-2.

Sementara itu, perihal peraturan turnamen yang tahun ini untuk kali pertama menerapkan regulasi tanpa wasit hingga babak perempatfinal di KU 14 dan KU 16. Beberapa petenis menyarankan aturan tersebut sebaiknya tak lagi diterapkan meski di beberapa negara regulasi serupa sudah intens diterapkan.

"Sebenarnya bagus juga sesuai tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan kali ini yakni melatih kejujuran. Tapi dalam kenyataanya masih banyak petenis yang bertindak nakal. Buat saya bermain dengan kehadiran wasit masih lebih baik dibanding tanpa wasit," jelas Rizki.

Ketua panitia turnamen, Gandjar Nugraha mengklaim sebenarnya tak ada persoalaan yang ditimbulkan dari regulasi ini. "Satu hal yang sebenarnya jadi persoalaan sekaligus pelajaran buat kami adalah minimnya sarana lapangan indoor. Akibat hal itu, ada 52 pertandingan pada Selasa (23/12/2008) lalu yang terpaksa ditunda," jelas Gandjar.

"Soal regulasi tanpa wasit, awalnya kami memang khawatir muncul banyak protes atau keluhan dari peserta. Namun kenyataannya tidak terbukti.

Sebelum memutuskan apakah akan kembali diterapkan atau tidak pada penyelenggaraan berikutnya. Kami akan lihat dan pelajari lebih jauh aturan di ITF-nya sendiri seperti apa," tandasnya. (sihc/sozc) ***

Tidak ada komentar: