
INA TENNIS - BANDUNG - Di negeri ini hampir sukar untuk mencari orang yang mau mengakui kesalahannya. Hampir semua orang merasa dirinya benar. Dari sinilah kemudian muncul sikap menang-menangan dengan menghalalkan segala cara yang jauh melenceng dari sportivitas.
Persoalan itulah yang ingin dikikis oleh panitia turnamen tenis junior Telkom Fiks 2008 yang kini tengah berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Hasilnya tidaklah mengecewakan. Perlahan namun pasti para pemain junior sudah ada yang berani mengakui kesalahan secara jujur dan kemudian memilih mengundurkan diri. Pilihan yang tepat daripada terus ngotot bertanding namun dengan bayang-bayang ketidakjujuran.
Pengunduran pemain itu terjadi pada hari ketiga penyelenggaraan Kejuaraan Tenis Yunior Nasional TELKOM-FIKS 2008. Jika pada hari pertama panitia melakukan diskualifikasi terhadap pemain yang dianggap tidak jujur maka pada hari ketiga siang ini seorang pemain dengan sukarela mengundurkan diri dari kejuaraan ini.
Menurut pemain tersebut, ia memilih mundur dari pada didiskualifikasi oleh panitia, “Saya rela mundur dari kejuaraan ini, dan saya tidak tahu kalau telah melakukan kecurangan. Saya datang ke Bandung hanya ditugaskan untuk main oleh pembina, selebihnya soal administrasi dan kelengkapan dokumen, pembina saya yang mengurusnya,” kata pemain dari Kalimantan Selatan ini.
Menanggapi kejadian ini, ketua panitia penyelenggara Kejuaraan Tenis Yunior Nasional TELKOM-FIKS 2008, Gandjar Nugraha, menyatakan salut atas kejujuran pemain ini. Menurutnya hal ini dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta lainnya. Ketika sebagian masih bersikap tidak jujur, pemain ini justru memulai pengakuan bahwa dokumen yang diserahkan kepada panitia tidak sesuai dengan kenyataan. “Terlepas dari batalnya yang bersangkutan bertanding, kami panitia sangat appreciate terhadapnya. Ternyata anak ini memilih bersikap jujur,” ujar Gandjar.
Gandjar berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk para pembina petenis yunior. Peran masyarakat tenis sangat menentukan karena menurutnya panitia mempunyai keterbatasan, terutama menyangkut data pemain. Untuk itu, yang bisa dilakukan oleh panitia adalah melakukan tindak lanjut setelah adanya pengaduan yang masuk. ”Bukan berarti kita tidak proaktif. Ini semata-mata hanya keterbatasan kami, terutama menyangkut data pemain. Bila tidak ada masukan kita akan sulit mendeteksi pemain,” tambahnya lagi. Untuk itu sekali lagi ia berharap peran serta dukungan dari semua pihak untuk suksesnya penerapan nilai kejujuran dalam olah raga tenis ini. (sumber release panitia) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar