- Kekalahan tenis di babak awal sebenarnya diprediksi sebelum keberangkatan ke Guangzhou. Memang Thailand memiliki petenis yang lebih unggul daripada Indonesia. Tim Negeri Gajah Putih itu menjadi unggulan keempat pada even kali ini.
Pasangan Yayuk/Jessy sempat memberikan perlawanan. Mereka mencuri poin pada game kedua. Sayang, penampilan keduanya tak sanggup membalikkan keadaan tim Merah Putih. "Ini penampilan maksimal kami," kata Yayuk yang menyabet gelar juara ganda wanita pada Asian Games Seoul 1986.
Sejatinya, bergabungnya Yayuk dengan tim sebagai pemain menjadi peringatan bagi kekuatan tenis Indonesia. Sebagai olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade sampai SEA Games, seharusnya Merah Putih cepat melakukan regenerasi sehingga tidak mengandalkan Yayuk yang sudah berusia 40 tahun.
Kondisi itu tak pelak membuat Tono Suratman, komandan kontingen Indonesia, mengkritik timnas tenis. Dia menilai keberangkatan tenis ke Guangzhou sebagai salah satu bentuk kebohongan. "Berdasar prestasi pada SEA Games 2009, mereka berada di urutan kedua dan itu sudah memenuhi kriteria untuk berangkat ke Asian Games. Tapi, ternyata hasilnya jauh dari harapan," kritik Tono.
Karena itu, Tono yang juga ketua satuan pelaksana Prima akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap PP Pelti. Itu terkait dengan jatah mereka masuk atau tidak dalam pelatnas proyeksi SEA Games. "Tenis benar-benar butuh bibit baru. Seharusnya Yayuk tak turun lagi sebagai pemain di sini," tandasnya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Pasangan Yayuk/Jessy sempat memberikan perlawanan. Mereka mencuri poin pada game kedua. Sayang, penampilan keduanya tak sanggup membalikkan keadaan tim Merah Putih. "Ini penampilan maksimal kami," kata Yayuk yang menyabet gelar juara ganda wanita pada Asian Games Seoul 1986.
Sejatinya, bergabungnya Yayuk dengan tim sebagai pemain menjadi peringatan bagi kekuatan tenis Indonesia. Sebagai olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade sampai SEA Games, seharusnya Merah Putih cepat melakukan regenerasi sehingga tidak mengandalkan Yayuk yang sudah berusia 40 tahun.
Kondisi itu tak pelak membuat Tono Suratman, komandan kontingen Indonesia, mengkritik timnas tenis. Dia menilai keberangkatan tenis ke Guangzhou sebagai salah satu bentuk kebohongan. "Berdasar prestasi pada SEA Games 2009, mereka berada di urutan kedua dan itu sudah memenuhi kriteria untuk berangkat ke Asian Games. Tapi, ternyata hasilnya jauh dari harapan," kritik Tono.
Karena itu, Tono yang juga ketua satuan pelaksana Prima akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap PP Pelti. Itu terkait dengan jatah mereka masuk atau tidak dalam pelatnas proyeksi SEA Games. "Tenis benar-benar butuh bibit baru. Seharusnya Yayuk tak turun lagi sebagai pemain di sini," tandasnya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar