Sumber Asli -- TENIS COI -MANTAN petenis putri nomor satu Indonesia Yayuk Basuki
banting stir. Setelah puluhan tahun menggeluti olahraga tenis, empat
kali peraih emas SEA Games (1986, 1990, 1994 dan 1998) itu, memberanikan
diri terjun di kerasnya dunia politik.
Media Informasi Dari, Oleh dan Untuk Insan Tenis persembahan Cinta Olahraga Indonesia.
coiga
AYO GABUNG
KARYA ANDA KAMI NANTIKAN
TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.
TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 22 Juni 2013
Rabu, 22 Desember 2010
Albertina Ho: Hakim Yang Hobi Tenis
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Sederet kasus yang pernah ditangani Albertina Ho cukup menjadi perhatian publik. Di antaranya kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain yang melibatkan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar. Dalam kasus pembunuhan berencana ini, Albertina menjadi hakim terdakwa Sigit Haryo Wibisono.
- Albertina juga menjadi hakim dalam kasus korupsi proyek Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan terdakwa Romli Atmasasmita.
Kendati kariernya cukup cemerlang, namun perjalanan hidupnya cukup berliku. Wanita kelahiran Maluku ini merintis kariernya dari PN Yogyakarta pada 1986 sebagai calon hakim. Kemudian selama hampir 15 tahun, ia meniti jejaknya di wilayah pengadilan Jawa Tengah.
Di Jateng, ia pernah bertugas di PN Slawi, Kabupaten Tegal selama enam tahun. Ia kemudian pindah ke PN Temanggung dan PN Cilacap.
Pada tahun 2005, Albertina ditarik ke Mahkamah Agung (MA) sebagai asisten
koordinasi merangkap Sekretaris Wakil Ketua MA Bidang Yudisial. Albertina kembali memegang palu persidangan pada Agustus 2008.
Albertina terpaksa jauh dengan orang tuanya sejak masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD) demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Ia pindah dari SD di Dobo, Maluku Tenggara ke Ambon.
Selama di Ambon, Albertina tinggal menumpang di rumah saudaranya. Untuk membiayai hidup dan pendidikannya di Ambon, ia tidak hanya berpangku tangan. Albertina turut membantu saudaranya menjaga warung di pasar Ambon.
Ketika duduk di bangku SMA, Albertina sempat membantu saudaranya membuka warung kopi. Ia menjadi pelayan di warung tersebut.
Setamat SMA, Albertina melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan mengambil Magister Hukum di Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Dia mengaku pada masa duduk di bangku sekolah tidak pernah mempunyai cita-cita, termasuk menjadi seorang hakim. Sedangkan untuk menjaga independennya sebagai seorang hakim, Albertina menolak untuk bertemu secara khusus dengan pengacara terdakwa.
Kredibelitas dan profesionalitas Albertina juga diakui oleh sejumlah kalangan.
Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin A Tumpa mengaku gembira atas proses hukum kasus Gayus di PN Jakarta Selatan. “Albertina Ho patut diacungi jempol.”
Senada dengan Ketua MA, Mahfud MD yang merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) juga memuji Albertina. Mahfud menilai Albertina memimpin sidang cukup tegas dan profesional.
Hobi
Albertina Ho dikenang oleh pegawai Pengadilan Negeri (PN) Slawi layak jadi panutan. Kurang lebih lima tahun bertugas di PN Slawi, tepatnya sejak 1991- 1996, wanita yang akrab dipanggil Bu Tin ini dikenal sangat baik.
Di mata pegawai PN Slawi, sosok Bu Tin dekat dengan rekan-rekannya. Juru Sita PN Slawi, Ariana Prabawa mengatakan, selama bertugas di Kabupaten Tegal, hakim Albertina Ho mengontrak rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari kantornya.
Lokasi kontrakan rumahnya di Procot, Kecamatan Slawi ini depan PN Slawi. Jika pergi ke kantor, hakim yang mulai bertugas di PN Slawi tanggal 5 Januari 1991 ini selalu berjalan kaki. Wanita kelahiran Maluku Tenggara ini juga dikenal rajin ke gereja.
Hobinya bermain tenis lapangan. Ia beberapa kali bermain di lapangan milik Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Tegal dan KPH Pekalongan Barat.
Dalam kesehariannya, menurut dia, Albertina merupakan wanita yang sederhana. Apabila bepergian, ia selalu naik motor pribadinya Honda Astrea Prima.
“Hakim Albertina Ho ini cukup profesional dan bersih. Orang-orang yang berkepentingan dengan kasus-kasus sulit mendekat. Ini karena Bu Tin tidak mau macam-macam. Ia pun enggan menerima tamu berkaitan dengan kasus,” katanya.
Panitera Pengganti PN Slawi, Edi Suprapto SH mengemukakan, hakim Albertina termasuk wanita yang memiliki jiwa sosial tinggi. Jika ada pegawai PN yang sakit, ia menyempatkan diri membezuk.
“Saat ibu saya meninggal, Bu Tin juga turut serta melayat di Balapulang. Padahal, ketika itu (tahun 1994), saya masih tergolong baru bekerja di PN Slawi,” kenangnya. Albertina juga termasuk disiplin. Saat tahanan tiba di PN Slawi, ia meminta sidang untuk segera dimulai. Ketua PN Slawi Mujahri SH dan isterinya Risti Indriyani (hakim PN Yogyakarta) mengaku sempat menjalani diklat bareng Albertina di Cinere, Jakarta Selatan.
Meskipun demikian, ia tak mengenal dekat karena peserta diklat cukup banyak. Hanya saja, Bu Tin dikenal orang yang memiliki tipe pekerja keras. Hampir setiap hari, kini Albertina Ho yang bertugas di PN Jakarta Selatan ini pulang larut malam, tepatnya antara jam 22.00- 23.00. Selain itu, sifatnya juga tegas meski pembawaannya santun dan bersahaja.
Tegas dalam hal ini bukan berarti galak, namun bertindak sesuai aturan. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Kendati kariernya cukup cemerlang, namun perjalanan hidupnya cukup berliku. Wanita kelahiran Maluku ini merintis kariernya dari PN Yogyakarta pada 1986 sebagai calon hakim. Kemudian selama hampir 15 tahun, ia meniti jejaknya di wilayah pengadilan Jawa Tengah.
Di Jateng, ia pernah bertugas di PN Slawi, Kabupaten Tegal selama enam tahun. Ia kemudian pindah ke PN Temanggung dan PN Cilacap.
Pada tahun 2005, Albertina ditarik ke Mahkamah Agung (MA) sebagai asisten
koordinasi merangkap Sekretaris Wakil Ketua MA Bidang Yudisial. Albertina kembali memegang palu persidangan pada Agustus 2008.
Albertina terpaksa jauh dengan orang tuanya sejak masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD) demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Ia pindah dari SD di Dobo, Maluku Tenggara ke Ambon.
Selama di Ambon, Albertina tinggal menumpang di rumah saudaranya. Untuk membiayai hidup dan pendidikannya di Ambon, ia tidak hanya berpangku tangan. Albertina turut membantu saudaranya menjaga warung di pasar Ambon.
Ketika duduk di bangku SMA, Albertina sempat membantu saudaranya membuka warung kopi. Ia menjadi pelayan di warung tersebut.
Setamat SMA, Albertina melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan mengambil Magister Hukum di Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Dia mengaku pada masa duduk di bangku sekolah tidak pernah mempunyai cita-cita, termasuk menjadi seorang hakim. Sedangkan untuk menjaga independennya sebagai seorang hakim, Albertina menolak untuk bertemu secara khusus dengan pengacara terdakwa.
Kredibelitas dan profesionalitas Albertina juga diakui oleh sejumlah kalangan.
Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin A Tumpa mengaku gembira atas proses hukum kasus Gayus di PN Jakarta Selatan. “Albertina Ho patut diacungi jempol.”
Senada dengan Ketua MA, Mahfud MD yang merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) juga memuji Albertina. Mahfud menilai Albertina memimpin sidang cukup tegas dan profesional.
Hobi
Albertina Ho dikenang oleh pegawai Pengadilan Negeri (PN) Slawi layak jadi panutan. Kurang lebih lima tahun bertugas di PN Slawi, tepatnya sejak 1991- 1996, wanita yang akrab dipanggil Bu Tin ini dikenal sangat baik.
Di mata pegawai PN Slawi, sosok Bu Tin dekat dengan rekan-rekannya. Juru Sita PN Slawi, Ariana Prabawa mengatakan, selama bertugas di Kabupaten Tegal, hakim Albertina Ho mengontrak rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari kantornya.
Lokasi kontrakan rumahnya di Procot, Kecamatan Slawi ini depan PN Slawi. Jika pergi ke kantor, hakim yang mulai bertugas di PN Slawi tanggal 5 Januari 1991 ini selalu berjalan kaki. Wanita kelahiran Maluku Tenggara ini juga dikenal rajin ke gereja.
Hobinya bermain tenis lapangan. Ia beberapa kali bermain di lapangan milik Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Tegal dan KPH Pekalongan Barat.
Dalam kesehariannya, menurut dia, Albertina merupakan wanita yang sederhana. Apabila bepergian, ia selalu naik motor pribadinya Honda Astrea Prima.
“Hakim Albertina Ho ini cukup profesional dan bersih. Orang-orang yang berkepentingan dengan kasus-kasus sulit mendekat. Ini karena Bu Tin tidak mau macam-macam. Ia pun enggan menerima tamu berkaitan dengan kasus,” katanya.
Panitera Pengganti PN Slawi, Edi Suprapto SH mengemukakan, hakim Albertina termasuk wanita yang memiliki jiwa sosial tinggi. Jika ada pegawai PN yang sakit, ia menyempatkan diri membezuk.
“Saat ibu saya meninggal, Bu Tin juga turut serta melayat di Balapulang. Padahal, ketika itu (tahun 1994), saya masih tergolong baru bekerja di PN Slawi,” kenangnya. Albertina juga termasuk disiplin. Saat tahanan tiba di PN Slawi, ia meminta sidang untuk segera dimulai. Ketua PN Slawi Mujahri SH dan isterinya Risti Indriyani (hakim PN Yogyakarta) mengaku sempat menjalani diklat bareng Albertina di Cinere, Jakarta Selatan.
Meskipun demikian, ia tak mengenal dekat karena peserta diklat cukup banyak. Hanya saja, Bu Tin dikenal orang yang memiliki tipe pekerja keras. Hampir setiap hari, kini Albertina Ho yang bertugas di PN Jakarta Selatan ini pulang larut malam, tepatnya antara jam 22.00- 23.00. Selain itu, sifatnya juga tegas meski pembawaannya santun dan bersahaja.
Tegas dalam hal ini bukan berarti galak, namun bertindak sesuai aturan. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Sabtu, 27 November 2010
Basrief Arief, Jaksa Agung Yang Mantan Petenis Andalan
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Jaksa Agung Basrief Arief ternyata penggemar tenis. Namun dia bukan penggemar dadakan. Pria dengan kumis tebal ini sudah menggeluti tenis sejak kecil.
- Bahka dia pernah menjadi petenis junior andalan daerahnya. Beberapa rangkaian kejuaraan tingkat nasional pernah dijajalnya. Karena lebih memilih dunia pendidikan dan karier di dunia hukum maka bakatnya di tenis tidak tergali dan terasah sampai menjadi pemain andalan Indonesia.
Meskipun demikian, tenis tidak pernah dilupakannya. Dia selalu menyematkan diri untuk bermain tenis di sela-sela kesibukannya menegakan hukum di Indonesia. Ketika menjadi Wakil Jaksa Agung, dia selalu menyempatkan diri mengayunkan raket di lapangan yang ada di belakang Gedung Bundar Kejaksaan Agung.
Kegemarannya bermain tenis itu sempat terendus Tabloid Tennis yang kemudian menuangkannya daam artikel satu halaman. Dari sana kemudian diketahui, banyak para penegak hukum dari kalangan kejaksaan, kehakiman, kepolisian dan Mahkamah Agung yang gear dan aktif bermain tenis.
Di lingkungan kejaksaan secara rutin digelar turnamen antarkejaksaan negeri memperebutkan Piala Adhyaksa. Kemudian juga ada turnamen antarbadan yang bernaung dalam tugas penegakan hukum. Melalui olahraga tenis ini para penegak hukum ini bukan hanya bisa menjaga kebugaran namun juga menjalin silaturahmi. Termasuk membahas masalah-masalah perkembangan hukum di negara hukum ini.
“Pak Basrief sukanya tenis. Sejak muda dia gemar itu,” ujar Resni Muchtar, yang masih kerabat Basrief.
Resni merupakan kawan sekolah Hakim Dan Jaksa Basrief di Palembang. Resni menjelaskan, kini hanya sesekali mantan Ketua Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi menggeluti dunia tenis. “Ya sekarang tidak sesering saat muda dahulu,” imbuhnya.
Penyuka Burung
Selain gemar tenis, Basrief juga menyukai burung. Di Kediamannya yang tak begitu mewah di jalan Tanjung Duren III, Grogol Petamburan nomor 164, tamu yang singgah bakal menikmati pandangan yang cukup menggoda hati dengan diwarnai kicau burung.
Seekor burung betet, jalak hitam ‘berkuping’ kuning, dan kakak tua putih seolah menjadi penyambut atas kehadiran tamu di kediaman Basrief. Kata-kata salam yang biasa diucapkan umat Muslim pun diucapkan seekor burung milik mantan Wakil Jaksa Agung ini.
Burung-burung ini ditempatkan di kandang besi berwarna putih secara terpisah, dibawah rerindang daun pohon di kediaman Basrief. “Iya, saya pelihara burung juga,” kata Basrief kepada tribunnews.com di Jakarta, Jumat (26/11/2010) kemarin.
Mengenakan batik berwarna merah bata, mantan Jamintel ini mengaku, kegiatan memelihara burung dilakukan semenjak pensiun dini dari institusi Adhyaksa. “Pada mati, tadinya ada enam ekor. Sekarang tinggal beberapa saja,” ucap Basrief. Kediaman Basrief hanya berlantai dua. Selain taman kecil, di seputar teras rumah terdapat sejumlah perlangkapan alat fitnes. Namun bukan olahraga ini yang sejatinya disuka Basrief.
Kediaman pribadi Basrief cukup asri. Rumah tersebut ditempati Basrief yang tinggal bersama istri, dan putri bungsunya yang bernama Elfira Arief (34), berikut suami dan putrinya bernama Sasa. Elfira sebenarnya jebolan kuliah hukum. Namun dirinya tidak mengikuti jejak Basrief. Elfira memilih berwiraswasta. Kendati tidak mengikuti jejaknya di kejaksaan, Basrief mengaku menerima pilihan hidup Elfira.
“Saya hanya minta untuk saya gendoli saja,” tuturnya diiring tawa kecil.
Basrief sendiri memiliki tiga anak. Selain Elfira, terdapat dua anak laki-laki. Anak pertama bernama Abraham Arief (37). Abraham memilih menghuni di lokasi yang berbeda dari Basrief.
Dari penuturan Basrief, Abraham merupakan Direktur Media Invesment Banking pada perusahaan Trimegah Sekuritas. Sementara putra keduanya, Barnal Arief (35), berada di negeri Uwak Sam, Amerika Serikat. Dia menjadi konsultan keuangan di sebuah perusahaan yang berkantor di New York. (Gungde Ariwangsa) ***
(CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Meskipun demikian, tenis tidak pernah dilupakannya. Dia selalu menyematkan diri untuk bermain tenis di sela-sela kesibukannya menegakan hukum di Indonesia. Ketika menjadi Wakil Jaksa Agung, dia selalu menyempatkan diri mengayunkan raket di lapangan yang ada di belakang Gedung Bundar Kejaksaan Agung.
Kegemarannya bermain tenis itu sempat terendus Tabloid Tennis yang kemudian menuangkannya daam artikel satu halaman. Dari sana kemudian diketahui, banyak para penegak hukum dari kalangan kejaksaan, kehakiman, kepolisian dan Mahkamah Agung yang gear dan aktif bermain tenis.
Di lingkungan kejaksaan secara rutin digelar turnamen antarkejaksaan negeri memperebutkan Piala Adhyaksa. Kemudian juga ada turnamen antarbadan yang bernaung dalam tugas penegakan hukum. Melalui olahraga tenis ini para penegak hukum ini bukan hanya bisa menjaga kebugaran namun juga menjalin silaturahmi. Termasuk membahas masalah-masalah perkembangan hukum di negara hukum ini.
“Pak Basrief sukanya tenis. Sejak muda dia gemar itu,” ujar Resni Muchtar, yang masih kerabat Basrief.
Resni merupakan kawan sekolah Hakim Dan Jaksa Basrief di Palembang. Resni menjelaskan, kini hanya sesekali mantan Ketua Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi menggeluti dunia tenis. “Ya sekarang tidak sesering saat muda dahulu,” imbuhnya.
Penyuka Burung
Selain gemar tenis, Basrief juga menyukai burung. Di Kediamannya yang tak begitu mewah di jalan Tanjung Duren III, Grogol Petamburan nomor 164, tamu yang singgah bakal menikmati pandangan yang cukup menggoda hati dengan diwarnai kicau burung.
Seekor burung betet, jalak hitam ‘berkuping’ kuning, dan kakak tua putih seolah menjadi penyambut atas kehadiran tamu di kediaman Basrief. Kata-kata salam yang biasa diucapkan umat Muslim pun diucapkan seekor burung milik mantan Wakil Jaksa Agung ini.
Burung-burung ini ditempatkan di kandang besi berwarna putih secara terpisah, dibawah rerindang daun pohon di kediaman Basrief. “Iya, saya pelihara burung juga,” kata Basrief kepada tribunnews.com di Jakarta, Jumat (26/11/2010) kemarin.
Mengenakan batik berwarna merah bata, mantan Jamintel ini mengaku, kegiatan memelihara burung dilakukan semenjak pensiun dini dari institusi Adhyaksa. “Pada mati, tadinya ada enam ekor. Sekarang tinggal beberapa saja,” ucap Basrief. Kediaman Basrief hanya berlantai dua. Selain taman kecil, di seputar teras rumah terdapat sejumlah perlangkapan alat fitnes. Namun bukan olahraga ini yang sejatinya disuka Basrief.
Kediaman pribadi Basrief cukup asri. Rumah tersebut ditempati Basrief yang tinggal bersama istri, dan putri bungsunya yang bernama Elfira Arief (34), berikut suami dan putrinya bernama Sasa. Elfira sebenarnya jebolan kuliah hukum. Namun dirinya tidak mengikuti jejak Basrief. Elfira memilih berwiraswasta. Kendati tidak mengikuti jejaknya di kejaksaan, Basrief mengaku menerima pilihan hidup Elfira.
“Saya hanya minta untuk saya gendoli saja,” tuturnya diiring tawa kecil.
Basrief sendiri memiliki tiga anak. Selain Elfira, terdapat dua anak laki-laki. Anak pertama bernama Abraham Arief (37). Abraham memilih menghuni di lokasi yang berbeda dari Basrief.
Dari penuturan Basrief, Abraham merupakan Direktur Media Invesment Banking pada perusahaan Trimegah Sekuritas. Sementara putra keduanya, Barnal Arief (35), berada di negeri Uwak Sam, Amerika Serikat. Dia menjadi konsultan keuangan di sebuah perusahaan yang berkantor di New York. (Gungde Ariwangsa) ***
(CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Jumat, 26 November 2010
Basrief Arief, Pensiunan Adhyaksa yang Gemar Main Tenis
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Jakarta - Hari ini Presiden SBY akan melantik Basrief Arief menjadi Jaksa Agung setelah lowong sepeninggal Hendarman Supandji. Di kalangan Adhyaksa, Basrief dikenal sebagai pribadi yang ramah.
- "Beliau orangnya low profile, pekerja, bisa bersinergi, jago merekrut orang, maksudnya mudah diterima, mudah bergaul dengan LSM. Pak Basrief punya jaringan LSM kuat, saya sudah lama kenal dia, waktu saya masuk dia sudah di sini (Kejaksaan Agung)," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Babul Khoir Harahap kepada wartawan di gedung Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2010).
Babul merasa sangat dekat dengan Basrief. Di matanya sosok Basrief adalah orang yang pandai bergaul, baik di dalam lingkungan korps Adhyaksa maupun di luar. Babul dan Basrief makin dekat karena keduanya sama-sama menyukai olah raga tenis.
"Saya itu bergaul sama dia seringnya di lapangan tenis. Kita sering ketemu di lapangan tenis, beliau hobinya memang tenis, sama seperti saya," terangnya.
Sosok mantan wakil jaksa Agung ini juga dikenal bersih selama menjadi pejabat di korps yang membesarkan namanya itu.
"Kinerja beliau cukup bagus, saya belum pernah dengar ada goncangan atau isu miring sampai saat ini. Walaupun sudah pensiun beliau masih sering ketemu kami," kata Babul
Sejumlah prestasi juga pernah ditorehkan pria kelahiran Tanjung Enim, Sumsel, 1947 lalu ini kala merintis karier di Kejaksaan. Sebelum masuk ke lingkungan Gedung Bundar, Basrief sebelumnya menjadi Kajari Belawan, Sumut, Kajari Cibinong, Jabar lalu Kajari Jakarta Pusat setelah itu dirinya menjadi Asisten Pidum Kejati DKI Jakarta.
"Dia salah satu pemburu koruptor dan itu harus diakui. Dia itu panutan di Kejaksaan, dan dengan pengalaman teknis di Kejagung, kita yakin Kejaksaan jadi lebih baik," imbuhnya.
Basrief Arief sempat menjabat sebagai Wakil Jaksa Agung di era Abdul Rahman Saleh. Alumni FH Pasca Sarjana Unpad dan FH Universitas Andalas itu pernah menjadi Ketua Tim Pemburu Koruptor yang dibentuk oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan.
Di era kepemimpinan Basrief, Tim Pemburu Koruptor menangkap bekas Direktur Bank Sertivia, David Nusa Wijaya, yang merupakan terpidana kasus korupsi dana BLBI senilai Rp 1,3 triliun. Basrief digantikan oleh Muchtar Arifin pada 2007 karena telah memasuki masa pensiun. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Babul merasa sangat dekat dengan Basrief. Di matanya sosok Basrief adalah orang yang pandai bergaul, baik di dalam lingkungan korps Adhyaksa maupun di luar. Babul dan Basrief makin dekat karena keduanya sama-sama menyukai olah raga tenis.
"Saya itu bergaul sama dia seringnya di lapangan tenis. Kita sering ketemu di lapangan tenis, beliau hobinya memang tenis, sama seperti saya," terangnya.
Sosok mantan wakil jaksa Agung ini juga dikenal bersih selama menjadi pejabat di korps yang membesarkan namanya itu.
"Kinerja beliau cukup bagus, saya belum pernah dengar ada goncangan atau isu miring sampai saat ini. Walaupun sudah pensiun beliau masih sering ketemu kami," kata Babul
Sejumlah prestasi juga pernah ditorehkan pria kelahiran Tanjung Enim, Sumsel, 1947 lalu ini kala merintis karier di Kejaksaan. Sebelum masuk ke lingkungan Gedung Bundar, Basrief sebelumnya menjadi Kajari Belawan, Sumut, Kajari Cibinong, Jabar lalu Kajari Jakarta Pusat setelah itu dirinya menjadi Asisten Pidum Kejati DKI Jakarta.
"Dia salah satu pemburu koruptor dan itu harus diakui. Dia itu panutan di Kejaksaan, dan dengan pengalaman teknis di Kejagung, kita yakin Kejaksaan jadi lebih baik," imbuhnya.
Basrief Arief sempat menjabat sebagai Wakil Jaksa Agung di era Abdul Rahman Saleh. Alumni FH Pasca Sarjana Unpad dan FH Universitas Andalas itu pernah menjadi Ketua Tim Pemburu Koruptor yang dibentuk oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan.
Di era kepemimpinan Basrief, Tim Pemburu Koruptor menangkap bekas Direktur Bank Sertivia, David Nusa Wijaya, yang merupakan terpidana kasus korupsi dana BLBI senilai Rp 1,3 triliun. Basrief digantikan oleh Muchtar Arifin pada 2007 karena telah memasuki masa pensiun. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Minggu, 21 November 2010
Jatuh Main Sepakbola,, Andi Mallarangeng Istirahat Main Tenis
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Jakarta:Kabar patahnya tulang bahu kanan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dibenarkan asistennya, Iim. Menurutnya saat ini mantan juru bicara presiden itu masih dirawat di Rumah Sakit Gatot Subroto, Paviliun Kartika Nomor 203.
- “Beliau jatuh ketika bermain sepak bola,” kata Iim kepada Tempo, Ahad (21/11) malam.
Andi, jelas Iim jatuh ketika tergabung dalam tim Kemenpora melawan tim Kedubes Inggris di Stadion Olahraga PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), Jakartya, Jumat (19/11) sore. Pertandingan itu digelar dalam rangka menyambut Olimpiade Musim Panas London 2012.
Andi terjatuh setelah bertabrakan dengan pemain lawan. Akibatnya tulang clavicula bahu kanannya putus. “Tim dokter sudah mengoperasinya. Ia diminta tidak bermain tenis lebih dulu selama 3 bulan,” jelas Iim mengomentari olahraga hobi pria berkumis itu.
Iim mengatakan meski sedang sakit Andi terus mengikuti perkembangan performa atlet Indonesia yang sedang tampil di Asian Games XVI Guangzhou. Pria yang sempat maju ke dalam pencalonan ketua Partai Demokrat itu mengucap Alhamdulillah kontingen Merah Putih bisa meraih empat emas. “Ini kan jauh lebih baik dari prestasi Indonesia di Asian Games Doha yang hanya meraih dua emas,” kata Iim.
Iim menjelaskan Andi diizinkan keluar dari rumah sakit besok Senin (22/11). Namun ayah tiga anak itu tidak akan masuk kantor dalam beberapa hari ini (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Andi, jelas Iim jatuh ketika tergabung dalam tim Kemenpora melawan tim Kedubes Inggris di Stadion Olahraga PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), Jakartya, Jumat (19/11) sore. Pertandingan itu digelar dalam rangka menyambut Olimpiade Musim Panas London 2012.
Andi terjatuh setelah bertabrakan dengan pemain lawan. Akibatnya tulang clavicula bahu kanannya putus. “Tim dokter sudah mengoperasinya. Ia diminta tidak bermain tenis lebih dulu selama 3 bulan,” jelas Iim mengomentari olahraga hobi pria berkumis itu.
Iim mengatakan meski sedang sakit Andi terus mengikuti perkembangan performa atlet Indonesia yang sedang tampil di Asian Games XVI Guangzhou. Pria yang sempat maju ke dalam pencalonan ketua Partai Demokrat itu mengucap Alhamdulillah kontingen Merah Putih bisa meraih empat emas. “Ini kan jauh lebih baik dari prestasi Indonesia di Asian Games Doha yang hanya meraih dua emas,” kata Iim.
Iim menjelaskan Andi diizinkan keluar dari rumah sakit besok Senin (22/11). Namun ayah tiga anak itu tidak akan masuk kantor dalam beberapa hari ini (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Sabtu, 20 November 2010
ICAL: Tenis Itu Kewajiban
Sumber Asli -- CINTA TENIS INDONESIA - Jakarta - Mau tahu rahasia sukses pengusaha sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie? Jawabannya adalah tenis. Olahraga yang digelutinya sejak kecil itu bisa membuatnya berpikir 10 kali lebih cepat dari 'musuh'.
- "Saya tenis dari kecil, tapi main-main terus nggak pernah jadi juara Indonesia," kata Ical, sapaan akrab Aburizal.
Hal tersebut dia sampaikan usai bermain tenis di lapangan tenis klub elit Rasuna, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/11/2010).
Ical bermain selama dua set melawan rekannya di klub tersebut, yang terdiri dari para mantan atlet nasional dan politisi. Di usianya yang ke 64, dia masih terlihat bugar dan bahkan mampu mengalahkan lawannya.
"Tapi sekarang lagi cidera bahu," selorohnya.
Sambil mengelap keringatnya, Ical bercerita soal hobi tenis yang diakui membuatnya tetap bugar. Dia mengaku rutin berlatih tiga kali setiap minggunya.
Bahkan jadwal itu ditambahnya jika memang tidak ada kesibukan bisnis atau urusan partai.
"Tenis itu suatu kewajiban. Olahraga yang bisa bikin kita berpikir lebih cepat. Membuat orang berpikir 10 kali lebih cepat," tegasnya.
Mantan orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes itu juga mengaku belajar sportivitas dari tenis. Filosofi itu pula yang dibawanya ke dunia politik dan bisnis.
"Kalau sportif, sudah kalah ya kalah. Bukan mencoba menang dengan cara fitnah," lanjutnya.
Pemilik Bakrie Group ini juga merasa tenis telah membuatnya lebih giat berkompetisi dalam hal apa pun. Bagi Ical, kekalahan berarti kurang berlatih dan harus diperbaiki lagi.
"Kalau menang karena latihan. Dan kalau kalah, kita harus berlatih lebih baik lagi supaya menang," pesan Ical yang tampil dengan celana pendek dan kaos putih ini.
(CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Hal tersebut dia sampaikan usai bermain tenis di lapangan tenis klub elit Rasuna, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/11/2010).
Ical bermain selama dua set melawan rekannya di klub tersebut, yang terdiri dari para mantan atlet nasional dan politisi. Di usianya yang ke 64, dia masih terlihat bugar dan bahkan mampu mengalahkan lawannya.
"Tapi sekarang lagi cidera bahu," selorohnya.
Sambil mengelap keringatnya, Ical bercerita soal hobi tenis yang diakui membuatnya tetap bugar. Dia mengaku rutin berlatih tiga kali setiap minggunya.
Bahkan jadwal itu ditambahnya jika memang tidak ada kesibukan bisnis atau urusan partai.
"Tenis itu suatu kewajiban. Olahraga yang bisa bikin kita berpikir lebih cepat. Membuat orang berpikir 10 kali lebih cepat," tegasnya.
Mantan orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes itu juga mengaku belajar sportivitas dari tenis. Filosofi itu pula yang dibawanya ke dunia politik dan bisnis.
"Kalau sportif, sudah kalah ya kalah. Bukan mencoba menang dengan cara fitnah," lanjutnya.
Pemilik Bakrie Group ini juga merasa tenis telah membuatnya lebih giat berkompetisi dalam hal apa pun. Bagi Ical, kekalahan berarti kurang berlatih dan harus diperbaiki lagi.
"Kalau menang karena latihan. Dan kalau kalah, kita harus berlatih lebih baik lagi supaya menang," pesan Ical yang tampil dengan celana pendek dan kaos putih ini.
(CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Langganan:
Postingan (Atom)