Jessy Rompies dan Beatrice Gumulya absen di ISG (Tenis-COI) |
Sumber Asli -- TENIS COI -Formasi tim tenis
putri Indonesia
pincang pada Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang, Sumatera Selatan.
Pengurus Pusat Pelti dipastikan tidak bisa menunrunkan tiga kekuaran pilar yang
selama ini menjadi penyanggah tim nasional.
Tiga pemain
putri yang dipastikan tidak bisa tampil pada pesta olahraga negara-negara
Islam, 22 September-1 Oktober nanti, adalah Beatrice Gumulya, Jessy Rompies dan
Aldila Sutjiadi. Ditemui secara terpisah pada turnamen tenis Womens Circuit So
Good Walikota Surakarta Cup 2013 di Solo, pekan lalu, ketiganya menyatakan,
pada saat bersamaan mereka harus mengikuti pertandingan di Amerika Serikat. Ini
sesuai dengan program lama yang disusun universitas mereka masing-masing di
negeri Paman Sam.
Tnpa tiga
pemain itu maka untuk sementara yang
pasti akan memperkuat Indonesia di ISG baru Lavinia Tananta dan Ayu Fani
Damayanti. Bidang Pembinaan Senior PP Pelti sampai saat ini belum menunjuk
pemain pengganti untuk mengisi dua posisi yang lowong dalam tim nasional.
“Kami
sebenarnya ingin membela Indonesia di ISG. Itu sudah kami jadwalkan sejak awal
sebelum ke Amerika. Namun karena waktu penyelenggaraan ISG berubah-ubah maka akhirnya
terjadi bentrokan antara waktu penyelenggaraan ISG dan turnamen yang kami ikuti
di Amerika,” ujar Beatrice yang diamini oleh Jessy dan Aldila.
Beatrice,
Jessy dan Aldila merupakan kekuatan muda potensial untuk tim nasional.
Ketiganya mencetak penampilan menjanjikan selama ikut turnamen internasional di
Solo yang diikuti petenis dari 10 negara itu.
Bahkan,
duet Beatrice/Jessy mampu menjadi juara ganda putri. Mereka juga mampu
menumbangkan pasangan Lavinia/Ayu yang menempati unggulan utama di babak
pertama. Sedangkan Aldila mampu melaju ke final ganda putri.
Lavinia di
Solo membuktikan diri menjadi yang terbaik. Sebagai unggulan utama dia mampu
merebut gelar juara tunggal putri. Ayu Fani mencapai semifinal. “Saya dan Ayu
siap membela Indonesia di ISG. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus bagi kami
dalam mengukur kekuatan,” kata Lavinia.
Karena
tidak bisa memperkuat timnas di ISG maka PP Pelti juga membedakan perlakuan dan
perhatian terhadap Beatrice, Jessy dan Aldila. Ketiganya tidak mendapat bantuan
uang saku dan penginapan dari PP Pelti selama dua pekan ikut turnamen di Solo.
PP Pelti hanya menanggung biaya untuk penampilan Lavinia dan Ayu.
“Ya saya
juga menanyakan bantuan untuk anak saya kepada Pelti. Mereka mengatakan tidak
ada bantuan karena anak saya tidak bisa ikut ISG. Hal ini tentunya tidak
terjadi karena turnamen diadakan di Indonesia. Sepantasnya PP Pelti
memberikan bantuan dan perhatian kepada pemain yang mau ikut turnamen. Toh
nanti PP Pelti juga akan memakai tenaga pemain itu di event yang lain,” kata
salah satu orang tua dari tiga pemain itu.
Suara
Karya yang mengamati penampilan para pemain Indonesia itu menilai, PP Pelti
seharusnya tetap memperhatikan pemain yang memiliki potensi untuk masuk timnas.
Paling tidak Pelti harus memperhatikan empat pemain yang untuk timnas. Kejadian
di Solo mencerminkan PP Pelti belum memiliki program yang jelas untuk pembinaan
prestasi timnas.
- (CTI-1)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar