Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Jumat, 12 Juli 2013

TENIS ISG > Formasi Tim Putri Indonesia Pincang

Jessy Rompies dan Beatrice Gumulya absen di ISG (Tenis-COI)

Sumber Asli -- TENIS COI -Formasi  tim tenis putri Indonesia pincang pada Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang, Sumatera Selatan. Pengurus Pusat Pelti dipastikan tidak bisa menunrunkan tiga kekuaran pilar yang selama ini menjadi penyanggah tim nasional.


            Tiga pemain putri yang dipastikan tidak bisa tampil pada pesta olahraga negara-negara Islam, 22 September-1 Oktober nanti, adalah Beatrice Gumulya, Jessy Rompies dan Aldila Sutjiadi. Ditemui secara terpisah pada turnamen tenis Womens Circuit So Good Walikota Surakarta Cup 2013 di Solo, pekan lalu, ketiganya menyatakan, pada saat bersamaan mereka harus mengikuti pertandingan di Amerika Serikat. Ini sesuai dengan program lama yang disusun universitas mereka masing-masing di negeri Paman Sam.
            Tnpa tiga pemain itu maka untuk sementara yang  pasti akan memperkuat Indonesia di ISG baru Lavinia Tananta dan Ayu Fani Damayanti. Bidang Pembinaan Senior PP Pelti sampai saat ini belum menunjuk pemain pengganti untuk mengisi dua posisi yang lowong dalam tim nasional.
            “Kami sebenarnya ingin membela Indonesia di ISG. Itu sudah kami jadwalkan sejak awal sebelum ke Amerika. Namun karena waktu penyelenggaraan ISG berubah-ubah maka akhirnya terjadi bentrokan antara waktu penyelenggaraan ISG dan turnamen yang kami ikuti di Amerika,” ujar Beatrice yang diamini oleh Jessy dan Aldila.
            Beatrice, Jessy dan Aldila merupakan kekuatan muda potensial untuk tim nasional. Ketiganya mencetak penampilan menjanjikan selama ikut turnamen internasional di Solo yang diikuti petenis dari 10 negara itu.
            Bahkan, duet Beatrice/Jessy mampu menjadi juara ganda putri. Mereka juga mampu menumbangkan pasangan Lavinia/Ayu yang menempati unggulan utama di babak pertama. Sedangkan Aldila mampu melaju ke final ganda putri.
            Lavinia di Solo membuktikan diri menjadi yang terbaik. Sebagai unggulan utama dia mampu merebut gelar juara tunggal putri. Ayu Fani mencapai semifinal. “Saya dan Ayu siap membela Indonesia di ISG. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus bagi kami dalam mengukur kekuatan,” kata Lavinia.
            Karena tidak bisa memperkuat timnas di ISG maka PP Pelti juga membedakan perlakuan dan perhatian terhadap Beatrice, Jessy dan Aldila. Ketiganya tidak mendapat bantuan uang saku dan penginapan dari PP Pelti selama dua pekan ikut turnamen di Solo. PP Pelti hanya menanggung biaya untuk penampilan Lavinia dan Ayu.
            “Ya saya juga menanyakan bantuan untuk anak saya kepada Pelti. Mereka mengatakan tidak ada bantuan karena anak saya tidak bisa ikut ISG. Hal ini tentunya tidak terjadi karena turnamen diadakan di Indonesia. Sepantasnya PP Pelti memberikan bantuan dan perhatian kepada pemain yang mau ikut turnamen. Toh nanti PP Pelti juga akan memakai tenaga pemain itu di event yang lain,” kata salah satu orang tua dari tiga pemain itu.
            Suara Karya yang mengamati penampilan para pemain Indonesia itu menilai, PP Pelti seharusnya tetap memperhatikan pemain yang memiliki potensi untuk masuk timnas. Paling tidak Pelti harus memperhatikan empat pemain yang untuk timnas. Kejadian di Solo mencerminkan PP Pelti belum memiliki program yang jelas untuk pembinaan prestasi timnas.


- (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***

Tidak ada komentar: