Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Sabtu, 07 Februari 2015

Pohon Tenis Indonesia Kini Layu Dan Mengering

Oleh: Gungde Ariwangsa

Sumber Asli -- TENIS COI -Banyak orang, terutama penggemar tenis, yang susah melepaskan saya dari tenis Indonesia. Terutama dengan Pelti. Buktinya, setiap ketemu mereka pasti bertanya: "Hallo Bung bagaimana tenis kita sekarang?", "Lho kenapa tidak hadir di Seleknas Jr?", "Ada acara apa Pelti sekarang?", dan masih banyak yang lainnya yang menyangkut tenis.
    Padahal saya lama sudah tidak aktif lagi bersentuhan dengan tenis. Kira-kira sejak tahun 2010 lah. Dalam kurun waktu itu saya hanya sempat tergoda meliput dan membuat berita tenis ketika dihubungi Suzanna Anggarkusuma Wibowo dan suaminya Tintus Aryanto Wibowo serta mantan ratu tenis SEA Games, Sandy Gumulya. Selain itu ada yang tidak bisa saya tolak yaitu kalau dihubungi mantan pemain dan pelatih nnasional, Bunge Nahor yang memiliki klub Bunge Nahor Tennis Programme (BNTP).

    Bertemu mereka asyik-asyik saja karena terbuka dan penuh kekeluargaan. Suzanna, Tintus, Sandy ditambah Marieke Gunawan bahan lebih enjoy. Bahkan dengan Sandy jadi tambah dekat karena kedua orangtuanya kenal dan mantan atlet. Omnya Sandy, Denny Gumulya juga mantan atlet dan pengurus balap sepeda. Jadi makin klop.
    Awalnya saya diundang Suzanna untuk melihat sekolah tenisnya, Lucky Tennis School di bilangan Kembangan, Jakarta Barat. Sekolah itu ternyata bukan hanya melatih pemain-pemain muda namun juga menjadi tempat berkumpulnya pemain dan mantan pemain serta pelatih nasiona.
    Setelah meliput kegiatan Lucky Tennis School kemudian berlanjut diminta mendukung turnamen internasional yang diadakan Lucky Sport di Solo, Jawa Tengah. Saya dua kali diajak menjadi panitia. Syukur turnamen berjalan sukses dan pemberitaan meriah.
    Selain mereka banyak juga yang menghubungi saya dan mengajak bertemu. Ada yang saya penuhi namun banyak yang saya tolak. Bukan apa-apa. Saya juga sekarang tambah sibuk di kantor Suara Karya dan melaksanakan tugas sebagai Ketua Harian Siwo PWI Pusat serta juha Humas PP PTMSI dan Humas PB ISSI.
    Saya menyesal ketika diundang Hasanudin untuk menghadiri acara farewell party anaknya, Devi Hasan yang sekolah ke Amerika. Saya sebenarnya mau hadir karena Hasnudin dan Devi baik orangnya. Namun sayang kesibukan membuat saya tidak bisa datang.
    Beberapa hari yang lalu, ya sekitar akhir Januari 2015, kebetulan saya lagi menikmati mie ayam di Kantin KONI Pusat. Tempat ngumpulnya para wartawan olahraga dan hiburan. Tiba-tiba ada mantan pemain dan pelatih yang datang untuk makan juga.
    Saya sudah nebak pasti mereka akan nanya soal tenis. Benar saja. "Mas nanti datang dong meliput Seleknas di Kemayoran. Liput dong biar rame lagi tenis kita," katanya sambil menyalami saya.
    Beberapa teman wartawan yang kebetulan juga ada di sana menimpali. "Ya Pak, kita liput yuk. Kita bikin rame lagi tenis Indonesia," ucapnya.
    Saya hanya bisa senyum. Ternyata mereka masih menganggap saya aktif dan pantas meliput tenis.

Tabloid Tennis

    Itu tidak aneh karena saya sejak menjadi wartawan di Suara Karya memang langsung meliput tenis tahun 1987. Saya menjadi saksi bagaimana tim tenis Indonesia mencetak sejarah menyapu bersih tujuh medali emas yang diperebutkan pada SEA Games 1987 di Jakarta.
    Setelah itu saya makin intens meliput tenis. Turnamen tenis di mana pun saya kejar dan liput. Bahkan dengan bantuan PP Pelti waktu itu, terutama dari Ibu Martina Wijaya, Bapak Pontjo Sutowo, Bapak A Qoyum, Ibu Yuanita Suling, Bapak Probosutedjo dan almarhum Benny Mailili saya bahkan aktif meliput setiap tim Indonesia bertanding ke luar negeri.
    Kedekatan saya pada tenis makin kental setelah dipercaya Ibu Martina menjadi Humas Pelti DKI Jakarta kemudian juga Humas PP Pelti. Waktu itu saya bersama rekan-rekan wartawan lainnya, dulu mereka bangga memproklamirkan diri sebagai wartawan tenis, mampu membuat berita tenis bersaing dengan gencarnya berita sepak bola dan bulutangkis.
    Karena cinta pada tenis makin melekat maka saya tidak bisa menolak ketika rekan wartawan, almarhum Agus Aribowo yang akrab dipanggil Boris, mengajak saya menerbitkan Tabloid Tenis. Diperkuat oleh rekan wartawan Amin Pujanto dan Yuliani S Prawira maka terbitlah Tabten alias Tabloid Tennis.
    Sambutannya cukup besar. Bahkan sudah berdar ke seluruh Indonesia. Pemberitaan tenis makin gairah. Namun karena berbagai pertimbangan akhirnya Tabten saya tutup tahun 2010.
    Barangkali kehadiran dan pengalaman  itu membuat banyak yang sukar memisahkan saya dengan tenis. Padahal sekarang jarang meliput tenis. Ke Sekretariat PP Pelti yang dulu menjadi markas saya sehari-hari pun hampir tidak pernah. Entah kenapa tubuh saya merasa aneh saja ke sana.
    Karena masih sering ditanya soal tenis maka saya kadang menjawab sebisa saya. "Oh tenis Indonesia sekarang makin maju dan mendunia. Pengurusnya top dengan program yang indah," jawab saya.
    "Ah yang benar Bung? Kayaknya negeledek nih?" ada yang menimpali.
    "Oh itu benar. Namun sayang tenis Indonesia sekarang bagaikan pohon yang dulu rindang kini layu dan mengering." balas saya berpuisi.
    "Maksudnya?," tukasnya.
    Saya terangkan panjang lebar. Rupanya saya mulai terpancing untuk menjadi komentator tentang perkembangan tenis Indonesia saat ini. Saya pun menjelaskan maksud ucapan saya: "Pohon Tenis Indonesia Kini Layu Dan Mengering.". Apa itu?         Tunggu di sambungan tulisan ini karena sudah terlalu panjang. Nanti bosan membacanya. Jadi ikuti sambungannya di edisi berikutnya. (Bersambung)

* Penulis wartawan Suara Karya dan Ketua Harian Siwo PWI Pusat.
HP: 082110068127.
E-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

- (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***
-->

Tidak ada komentar: