- Rizki yang merupakan pemain nonunggulan, tidak mampu menahan dominasi Ega, pemain asal Jakarta yang merupakan unggulan kedua even ini. Pada game pertama, Rizki tidak bisa berbuat banyak untuk menghadang Ega dan akhirnya menelan kekalahan 0- 6.
Di game kedua, Rizki berusaha bangkit guna mengejar ketinggalan. Tetapi, Ega tetap tampil lebih baik dan selalu unggul dalam perolehan angka. Rizki pun akhirnya menyerah 2-6.
Selanjutnya di final, hari Minggu (14/11), ini Ega bakal ditantang petenis lain Indonesia, Wisnu Nugroho. Ia berhak tampil di final setelah membuat kejutan menjegal unggulan pertama, Jens Hauser (Swiss), melalui angka 7-6 (6), 7-5 dalam waktu dua jam sembilan menit.
“Saya bertemu terahir Wisnu di final tenis Maesa beberapa bulan lalu. Saat itu saya menang. Saya sudah tahu permainannya,” ungkap Ega, seusai pertandingan.
Ia mengaku sukses ke final turnamen ini merupakan yang pertama kalinya. Pada 2009 lalu, ia hanya mampu menembus perempat final.
Sedangkan Rizki pun mengakui keunggulan lawan. “Ega tampil lebih baik dan berpengalaman. Ini pelajaran bagi saya,” aku Rizki.
Soal Jam Terbang
Pelatih Rizki, Imawan Subiantoro, mengatakan, Ega memiliki kualitas dan pengalaman lebih baik. “Ini soal jam terbang. Ega sudah sering tampil di ajang nasional dan internasional, sedangkan Rizki miskin pengalaman,” tuturnya.
Kendati gagal, jejak Rizki menembus semifinal merupakan pretasi yang cukup bagus. “Ini kemajuan luar biasa. Apalagi usia Rizki masih 15 tahun,” sambungnya.
Di bagian putri, galar juara dipastikan lepas. Ini seiring adanya partai final yang akan mempertemukan dua petenis asing, yakni Corina Jager (Swis) melawan Kanika Vaidya (India). Jager melangkah ke partai puncak menyusul kemenangannya di semifinal atas petenis Indonesia, Vita Taher, 6-4, 4-6, dan 6-4, dalam tempo dua jam 35 menit. Sedangkan Vaidya menyingkirkan petenis Indonesia, Efrilliya Herlina 5-7, 6-2, 6-0.
“Setelah kalah di game pertama, saya terus berusaha keras memenangi pertandingan. Saya juga beruntung karena lawan kehabisan tenaga pada game ketiga, sehingga saya lebih mudah menghabisi,” cetus Vaidya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Di game kedua, Rizki berusaha bangkit guna mengejar ketinggalan. Tetapi, Ega tetap tampil lebih baik dan selalu unggul dalam perolehan angka. Rizki pun akhirnya menyerah 2-6.
Selanjutnya di final, hari Minggu (14/11), ini Ega bakal ditantang petenis lain Indonesia, Wisnu Nugroho. Ia berhak tampil di final setelah membuat kejutan menjegal unggulan pertama, Jens Hauser (Swiss), melalui angka 7-6 (6), 7-5 dalam waktu dua jam sembilan menit.
“Saya bertemu terahir Wisnu di final tenis Maesa beberapa bulan lalu. Saat itu saya menang. Saya sudah tahu permainannya,” ungkap Ega, seusai pertandingan.
Ia mengaku sukses ke final turnamen ini merupakan yang pertama kalinya. Pada 2009 lalu, ia hanya mampu menembus perempat final.
Sedangkan Rizki pun mengakui keunggulan lawan. “Ega tampil lebih baik dan berpengalaman. Ini pelajaran bagi saya,” aku Rizki.
Soal Jam Terbang
Pelatih Rizki, Imawan Subiantoro, mengatakan, Ega memiliki kualitas dan pengalaman lebih baik. “Ini soal jam terbang. Ega sudah sering tampil di ajang nasional dan internasional, sedangkan Rizki miskin pengalaman,” tuturnya.
Kendati gagal, jejak Rizki menembus semifinal merupakan pretasi yang cukup bagus. “Ini kemajuan luar biasa. Apalagi usia Rizki masih 15 tahun,” sambungnya.
Di bagian putri, galar juara dipastikan lepas. Ini seiring adanya partai final yang akan mempertemukan dua petenis asing, yakni Corina Jager (Swis) melawan Kanika Vaidya (India). Jager melangkah ke partai puncak menyusul kemenangannya di semifinal atas petenis Indonesia, Vita Taher, 6-4, 4-6, dan 6-4, dalam tempo dua jam 35 menit. Sedangkan Vaidya menyingkirkan petenis Indonesia, Efrilliya Herlina 5-7, 6-2, 6-0.
“Setelah kalah di game pertama, saya terus berusaha keras memenangi pertandingan. Saya juga beruntung karena lawan kehabisan tenaga pada game ketiga, sehingga saya lebih mudah menghabisi,” cetus Vaidya. (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar