Mantan peringkat pertama dunia lainnya, Marat Safin, yang tidak menyukai lapangan rumput, harus bekerja keras untuk mengalahkan petenis yang lolos dari babak penyisihan, James Ward, 4-6, 6-1, 6-4. Turnamen ATP di kawasan barat London itu merupakan pemanasan tradisional menjelang Wimbledon dan lapangan rumput itu merupakan permukaan kontras dibanding permukaan tanah liat yang lamban di Eropa.
Hewitt, yang maju ke putaran ketiga di Paris setelah beberapa minggu beristirahat karena cedera, tidak terkejar pada pertandingan Senin, berbeda dengan yang dilakukannya tahun lalu ketika ia kalah pada putaran kedua atas petenis yang lolos babak penyisihan, Jo-Wilfried Tsonga. Namun petenis peringkat ke-11 itu harus menunggu momen yang pas, sampai akhirnya mendapatkan angka pada game ketiga set pertama dan ketujuh pada set kedua,--dengan mematahkan servis lawannya peringkat ke- 274 dari Inggris itu.
Seperti halnya pada 2006, petenis Australia itu sebelumnya meraih gelar Queen`s Club pada 2000, 2001 dan 2002, tahun ketika ia menang di Wimbledon dan merupakan petenis terakhir yang melakukan hal itu sebelum Roger Federer melakukan dominasi.
Hewitt (27) mengatakan, ia masih belum 100 persen prima dan tidak akan kembali ke lapangan secepat yang sudah dilakukannya, kalau tidak demi Prancis Terbuka dan lapangan rumput. "Saya masih harus berjuang mengatasi nyeri di pinggang saya," katanya kepada wartawan, "Kelihatannya saya harus istirahat dulu, tetapi saya merasa tidak dapat meninggalkan turnamen besar. Saya menyukai bulan ini pada tahun ini." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar