- "Thailand saat ini memiliki petenis yang masuk peringkat seratus dunia, sedangkan Indonesia hanya bermaterikan petenis yang berada diperingkat ribuan. Kita benar-benar tertinggal jauh dari mereka," kata Cristoper di Palembang, Jumat.
Keberadaannya di Palembang untuk mengikuti seri ke-lima Indonesia Master PT Bukit Asam Terbuka, 18-25 Oktober 2009.
Dia mengungkapkan, kondisi ekonomi Indonesia yang terpuruk dalam beberapa tahun terakhir turut andil dalam runtuhnya dominasi petenis Indonesia di wilayah Asia.
"Petenis Indonesia dulu dapat mengikuti tur keliling dunia, sehingga masuk dalam peringkat dunia. Sedangkan, saat ini butuh biaya yang besar sekali untuk pergi-pergi ke luar negeri," kata petenis kelahiran Jakarta 14 Januari 1990 ini.
Selain itu, dia melanjutkan, minat sponsor yang berkurang untuk mendanai secara eklusif seorang petenis, turut andil juga atas menurunnya prestasi petenis Indonesia.
Padahal, menurut dia, Indonesia memiliki petenis-petenis muda dan berbakat yang siap dijadikan juara, asalkan diberikan banyak kesempatan berlaga di turnamen internasional.
"Terkadang kami sebagai petenis muda berada di dua persimpangan setelah melewati usia junior dan memasuki usia senior, mau lanjut atau berhenti. Karena, jika ingin terus lanjut dan berprestasi harus ke profesional," kata atlet yang akan berlaga di SEA Games Laos 2009 ini.
Dia pun mengakui, hal ini yang menyebabkannya terpaksa hanya konsentrasi di kompetisi dalam negeri.
"Saya tidak ada pilihan lagi, jika mau ke pro, artinya harus punya sponsor," kata peraih medali perak beregu putra dan perunggu ganda putra SEA Games 2007 ini. (saci)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***