- Usai pertandingan yang berlangsun sekitar 1 jam, Sunu mengaku cedera kakinya tak bisa diajak kompromi. "Kuku jari tengah kaki kanan saya goyang sejak 2 hari lalu. Sebenarnya kemarin saya menang karena lawan banyak melakukan kesalahan,” kata Sunu.
Namun, Sunu mengakui jika Christopher memang lebih bagus secara permainan. Sebab, secara jam terbang, lawannya itu sudah kerap berlaga di ajang internasional. Beda dengan Sunu, Christopher Rungkat mengaku tak terkejut atas kemenangannya. Menurutnya, dari seluruh pemain yang berlaga dalam turnamen ini, dia yang paling siap. Sebab, sebelum berlaga di Tulungagung, dia dan Nesa Artha berlaga di piala Davis.
"Saya malah berharap ada pemain junior yang bisa naik. Biar persaingan lebih seru,” ujar Christo. Seluruh rangkaian turnamen diakhiri dengan penutupan, yang ditandai penyerahan tropi dan hadiah tunai bagi para pemenang. Baik Sunu maupun Christo, memuji turnamen hasil kerja sana PB Pelti dan Pemkab Tulungagung ini. Sebab, menurut keduanya, turnamen di Tulungagung paling meriah di banding di tempat lain.
"Penontonnya sangat antusias dari awal sampai penutupan. Tahun depan saya pasti datang lagi,” ujar Christo.
Senada dengan Christo, Prima Simpatiaji, menyebut Tulungagung Open sebagai turnamen yang memanjakan pemain. "Benar-benar pemain diberi fasilitas. Tidak kecewa saya ikut turnamen ini,” ucapnya usai menerima hadiah runner up nomor ganda.
Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono mengaku siap kembali menggelar turnamen serupa tahun mendatang. Bahkan, Heru akan menambah turnamen untuk kelas wanita, serta akan meningkatkan jumlah hadiah bagi para pemain. "Atas saran dari PB Pelti, tahun depan ada kelas wanita prestasi single dan double, serta veteran,” pungkasnya.
Tanpa Perlawanan
Antiklimaks, mungkin kata yang cocok buat akhir Tulungagung Open Tenis Tournament 2010, nomor tunggal pria. Dalam partai puncak yang dilangsungkan hari ini, Minggu (25/7/2010), Christopher Rungkat (DKI) memang mudah atas Sunu Wahyu Triaji (Jateng).
Pertandingan yang dilangsungkan di lapangan A, Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Christopher menguasai pertandingan sejak set awal. Bagaikan tanpa lawan, Christopher menang mudah 6-1. Di set kedua, Christopher melaju tanpa perlawanan sama sekali. Sunu dibantai 6-0. Secara keseluruhan, pertandingan keduanya berlangsung tak kurang dari 1 jam.
Usai pertandingan, Sunu Wahyu mengaku mengalami cedera kaki. Jari tengah kaki kanannya dibalut dengan perban kecil. Cedera kaki itulah yang membuat Sunu tak mampu bergerak leluasa.
Tak ayal, jalannya pertandingan yang berat sebelah ini mengundang kekecewaan penonton. Pertandingan bermutu yang diharapkan dari petenis unggulan 1 dan 2, tidak terjadi.
“Sayang Sunu cedera. Kalau sama-sama sehat, mungkin akan berjalan menarik,” ujar Kikky, salah satu fotografer di lokasi pertandingan.
Dengan hasil pertandingan ini, kedua petenis nasional ini tak mengalami perubahan peringkat. Christopher masih peringkat 1 dan Sunu Wahyu Triaji peringkat ke-2.
Keduanya akan bertanding di kelas ganda di partai final. Christopher akan berpasangan sesama pemain DKI, Nesa Artha. Sementara Sunu akan menggandeng Prima Simpatiaji asal Jawa tengah. (sbrtjtmc)
***
"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Namun, Sunu mengakui jika Christopher memang lebih bagus secara permainan. Sebab, secara jam terbang, lawannya itu sudah kerap berlaga di ajang internasional. Beda dengan Sunu, Christopher Rungkat mengaku tak terkejut atas kemenangannya. Menurutnya, dari seluruh pemain yang berlaga dalam turnamen ini, dia yang paling siap. Sebab, sebelum berlaga di Tulungagung, dia dan Nesa Artha berlaga di piala Davis.
"Saya malah berharap ada pemain junior yang bisa naik. Biar persaingan lebih seru,” ujar Christo. Seluruh rangkaian turnamen diakhiri dengan penutupan, yang ditandai penyerahan tropi dan hadiah tunai bagi para pemenang. Baik Sunu maupun Christo, memuji turnamen hasil kerja sana PB Pelti dan Pemkab Tulungagung ini. Sebab, menurut keduanya, turnamen di Tulungagung paling meriah di banding di tempat lain.
"Penontonnya sangat antusias dari awal sampai penutupan. Tahun depan saya pasti datang lagi,” ujar Christo.
Senada dengan Christo, Prima Simpatiaji, menyebut Tulungagung Open sebagai turnamen yang memanjakan pemain. "Benar-benar pemain diberi fasilitas. Tidak kecewa saya ikut turnamen ini,” ucapnya usai menerima hadiah runner up nomor ganda.
Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono mengaku siap kembali menggelar turnamen serupa tahun mendatang. Bahkan, Heru akan menambah turnamen untuk kelas wanita, serta akan meningkatkan jumlah hadiah bagi para pemain. "Atas saran dari PB Pelti, tahun depan ada kelas wanita prestasi single dan double, serta veteran,” pungkasnya.
Tanpa Perlawanan
Antiklimaks, mungkin kata yang cocok buat akhir Tulungagung Open Tenis Tournament 2010, nomor tunggal pria. Dalam partai puncak yang dilangsungkan hari ini, Minggu (25/7/2010), Christopher Rungkat (DKI) memang mudah atas Sunu Wahyu Triaji (Jateng).
Pertandingan yang dilangsungkan di lapangan A, Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Christopher menguasai pertandingan sejak set awal. Bagaikan tanpa lawan, Christopher menang mudah 6-1. Di set kedua, Christopher melaju tanpa perlawanan sama sekali. Sunu dibantai 6-0. Secara keseluruhan, pertandingan keduanya berlangsung tak kurang dari 1 jam.
Usai pertandingan, Sunu Wahyu mengaku mengalami cedera kaki. Jari tengah kaki kanannya dibalut dengan perban kecil. Cedera kaki itulah yang membuat Sunu tak mampu bergerak leluasa.
Tak ayal, jalannya pertandingan yang berat sebelah ini mengundang kekecewaan penonton. Pertandingan bermutu yang diharapkan dari petenis unggulan 1 dan 2, tidak terjadi.
“Sayang Sunu cedera. Kalau sama-sama sehat, mungkin akan berjalan menarik,” ujar Kikky, salah satu fotografer di lokasi pertandingan.
Dengan hasil pertandingan ini, kedua petenis nasional ini tak mengalami perubahan peringkat. Christopher masih peringkat 1 dan Sunu Wahyu Triaji peringkat ke-2.
Keduanya akan bertanding di kelas ganda di partai final. Christopher akan berpasangan sesama pemain DKI, Nesa Artha. Sementara Sunu akan menggandeng Prima Simpatiaji asal Jawa tengah. (sbrtjtmc)
***
"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***