-Menurut kapten bermain (playing captain) tim tenis putri Indonesia, Yayuk Basuki, di Jakarta, Rabu (4/8/10), peluang itu terbuka mengingat banyak kemungkinan yang dapat terjadi di pertandingan tenis.
Diakuinya, peringkat petenis putri Indonesia masih kalah baik dengan petenis-petenis China, Taiwan, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Tetapi, peringkat bukanlah jaminan kemenangan dalam suatu pertandingan, khususnya di arena multilomba seperti Asian Games, kata Yayuk.
Dia menambahkan, petenis putri Indonesia masih harus mengikuti berbagai turnamen sebagai persiapan menghadapi Asian Games tersebut. Bahkan dia akan mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti) untuk menyertakan pemain-pemain tim Indonesia pada turnamen kelas 100.000 dollar AS di Taiwan, sekitar dua minggu menjelang Asian Games Guangzhou dilaksanakan.
"Di cabang olahraga tenis mengikuti turnamen sangat penting karena ini akan membangun kepercayaan diri pemain. Saya pribadi akan minta izin ke Pelti untuk tampil pada turnamen di Taiwan itu karena tahun lalu saya mencapai babak final. Ada 110 poin yang harus saya pertahankan," tutur Yayuk yang kini menempati peringkat ganda dunia 146.
Akhir Agustus ini Yayuk dan para pemain tim Indonesia berencana mengikuti turnamen di Jepang. Selain Yayuk terdapat tiga pemain lainnya di tim Indonesia, yaitu Ayu Fani Damayanti, Lavinia Tananta, dan Jessy Rompies.
Peluang Indonesia merebut medali Asian Games XXVI terbuka di nomor ganda. Pada nomor itu, Yayuk masih terus mencari pasangan yang tepat dari tiga pemain yang menyertainya.
"Saya sudah mencoba berpasangan dengan Jessy dan Ayu. Pada turnamen sirkuit putri di Balikpapan baru-baru saya ingin berpasangan dengan Lavinia, agar semua pemain dapat jatah tampil di nomor ganda bersama saya. Sayangnya saya batal ikut ke Balikpapan, karena masalah teknis," tutur Yayuk.
Dalam beberapa bulan terakhir pemain putri Indonesia aktif mengikuti berbagai turnamen internasional. Sayangnya mereka tampil pada turnamennya kelas 10.000 dollar AS, yang diikuti pemain-pemain lapisan kedua Asia. Pemain-pemain utama memilih tampil pada turnamen dengan hadiah uang lebih banyak.
Meskipun demikian Yayuk melihat ada sejumlah kemajuan yang dicapai pemain. Dia mencontohkan Jessy dan Lavinia yang dia sebut mengalami kemajuan cukup pesat, terutama soal sikap mereka di lapangan.
"Saya lihat Jessy dan Lavinia maju pesat, terutama dalam hal sifat mereka di lapangan. Sikap keduanya sangat positif dan ini dapat dijadikan modal. Apalagi Lavinia seperti lapar kemenangan di lapangan," ungkap Yayuk.
Tentang turnamen sirkuit di Indonesia akhir September dan awal Oktober mendatang, Yayuk menyatakan cukup bagus untuk pemanasan sebelum bertolak ke Guangzhou. Dua turnamen sirkuit ini direncanakan digelar di Jakarta.*** (CTI-1)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Diakuinya, peringkat petenis putri Indonesia masih kalah baik dengan petenis-petenis China, Taiwan, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Tetapi, peringkat bukanlah jaminan kemenangan dalam suatu pertandingan, khususnya di arena multilomba seperti Asian Games, kata Yayuk.
Dia menambahkan, petenis putri Indonesia masih harus mengikuti berbagai turnamen sebagai persiapan menghadapi Asian Games tersebut. Bahkan dia akan mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti) untuk menyertakan pemain-pemain tim Indonesia pada turnamen kelas 100.000 dollar AS di Taiwan, sekitar dua minggu menjelang Asian Games Guangzhou dilaksanakan.
"Di cabang olahraga tenis mengikuti turnamen sangat penting karena ini akan membangun kepercayaan diri pemain. Saya pribadi akan minta izin ke Pelti untuk tampil pada turnamen di Taiwan itu karena tahun lalu saya mencapai babak final. Ada 110 poin yang harus saya pertahankan," tutur Yayuk yang kini menempati peringkat ganda dunia 146.
Akhir Agustus ini Yayuk dan para pemain tim Indonesia berencana mengikuti turnamen di Jepang. Selain Yayuk terdapat tiga pemain lainnya di tim Indonesia, yaitu Ayu Fani Damayanti, Lavinia Tananta, dan Jessy Rompies.
Peluang Indonesia merebut medali Asian Games XXVI terbuka di nomor ganda. Pada nomor itu, Yayuk masih terus mencari pasangan yang tepat dari tiga pemain yang menyertainya.
"Saya sudah mencoba berpasangan dengan Jessy dan Ayu. Pada turnamen sirkuit putri di Balikpapan baru-baru saya ingin berpasangan dengan Lavinia, agar semua pemain dapat jatah tampil di nomor ganda bersama saya. Sayangnya saya batal ikut ke Balikpapan, karena masalah teknis," tutur Yayuk.
Dalam beberapa bulan terakhir pemain putri Indonesia aktif mengikuti berbagai turnamen internasional. Sayangnya mereka tampil pada turnamennya kelas 10.000 dollar AS, yang diikuti pemain-pemain lapisan kedua Asia. Pemain-pemain utama memilih tampil pada turnamen dengan hadiah uang lebih banyak.
Meskipun demikian Yayuk melihat ada sejumlah kemajuan yang dicapai pemain. Dia mencontohkan Jessy dan Lavinia yang dia sebut mengalami kemajuan cukup pesat, terutama soal sikap mereka di lapangan.
"Saya lihat Jessy dan Lavinia maju pesat, terutama dalam hal sifat mereka di lapangan. Sikap keduanya sangat positif dan ini dapat dijadikan modal. Apalagi Lavinia seperti lapar kemenangan di lapangan," ungkap Yayuk.
Tentang turnamen sirkuit di Indonesia akhir September dan awal Oktober mendatang, Yayuk menyatakan cukup bagus untuk pemanasan sebelum bertolak ke Guangzhou. Dua turnamen sirkuit ini direncanakan digelar di Jakarta.*** (CTI-1)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***