Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Minggu, 09 Juni 2013

Monang Siagian > Dari Juara Kini Jualan Rumah Boneka dan Krupuk Kulit


 


Sumber Asli -- TENIS COI - Dielu-elukan ketika karir bersinar, ditelantarkan jika sudah meredup. Itulah gambaran nasib sebagian mantan atlet provinsi maupun nasional yang pernah mengharumkan nama daerah dan negara ini. Mereka hanya dipuja kala berjaya, lantas diabaikan saat tak berdaya. Seperti yang terjadi pada mantan atlet cacat berprestasi untuk cabang olah raga (cabor) tenis lapangan, bernama Monang Siagian.


Kini untuk menghidupi keluarganya, ia berjualan rumah boneka Barbie dan kerupuk kulit.
Bagi yang baru pertama kali bertemu sosoknya, pasti tak menyangka pria kelahiran Kisaran, Sumatera Utara, 10 Oktober 1962 ini pernah merebut medali emas untuk Provinsi Sumatera Utara pada masa Gubernur Tengku Rizal Nurdin (Almarhum).

Karirnya sebagai atlet saat itu terus melambung hingga membawanya ke seluruh Indonesia. Bahkan sampai melanglang buana ke luar negeri. Tahun 1995 Monang terbang ke Belanda, setahun berikutnya ke Australia, Inggris, Jepang dan Korea, dalam rangka membawa bendera Indonesia di kancah olahraga cacat se-dunia.

Bagaimana bisa menjadi atlet nasional, Monang bercerita, saat duduk di bangku sekolah dasar ia nekat merantau ke Jakarta. Langkah tersebut ditempuhnya lantaran ketika masih anak-anak itu ia menolak sekolah, disamping perangainya yang memang terbilang nakal. Dia kehilangan kaki kirinya saat berusia empat tahun, karena jatuh dari kereta api di jalur Kisaran.

Di Jakarta ia menetap di Cilandak. Hampir 20 tahun hidup di ibukota, ia menggantungkan nasib pada berbagai macam pekerjaan. Termasuk menjadi ball boy (pemungut bola) di lapangan tenis.

Selepas bekerja tiga shift dalam sehari, Monang iseng-iseng melatih diri bermain tenis di lapangan tersebut dengan raket pinjaman. Di sinilah perkenalannya dengan cabang olah raga itu yang kemudian membawanya menjadi atlet andal.

"Setelah itu, saya latihan dengan kursi roda. Lalu mencoba ikut beberapa ajang kejuaraan. Dalam Kejurnas Senayan tahun 1988, saya membela DKI dan menang," kenang Monang kepada MedanBisnis, saat dijumpai di tempat usahanya, di kawasan Jalan SMA 2, Polonia, Medan, Sejak itu karirnya sebagai atlet melambung. Tak hanya dalam ajang kejuaraan di Tanah Air, pada tahun 1995 ia membawa nama Indonesia ke pentas olah raga tenis manca negara. "Tapi tahun 1997 saya gagal ke Amerika Serikat, karena gagal seleksi di Malaysia," lirihnya.

Di tengah prestasinya itu, ada seorang teman berbisnis rumah boneka Barbie, membekali Monang dengan pengetahuan seputar usaha tersebut. Selain itu, ia juga mendapat pelatihan dari Yayasan Orang Cacat di Jakarta. Kemudian pelan-pelan dirintisnyalah berdagang rumah boneka Barbie.

Selanjutnya Monang hijrah ke Medan, bermaksud mengembangkan usaha berjualan rumah boneka Barbie dengan modal Rp10 jutaan. Pertama kalinya itu, dia sampai membuka tiga cabang, maksudnya sekadar untuk promosi. Namun kemudian yang dua cabang ditutup, yang tinggal hanya tempat usaha di Jalan SMA 2.

 Tak lama kemudian ia dapat tawaran dari Gubernur Sumatera Utara masa itu, Tengku Rizal Nurdin (Almarhum), untuk menjadi atlet Sumut dalam Pekan Olahraga Cacat Nasional tahun 2002.

"Saya dijanjikan bonus dan pekerjaan jika juara. Akhirnya saya berhasil meraih emas di cabang tenis, dan medali perunggu untuk balap kursi roda. Bonus yang saya terima hanya Rp30 juta, tapi pekerjaan tidak," paparnya.

Setelah itu Monang memutuskan menggantung raket tenisnya. Sebagai penyambung hidup rumah tangganya, uang dari bonus tersebut diolahnya untuk modal usaha. Menjadi supir taksi pun pernah dilakoninya dan bukan hambatan meski dirinya cacat. Dia juga pernah mengalami cobaan yang membuatnya terpuruk ketika rumah yang ditinggalinya dilalap si jago merah, sehingga seluruh barang dagangannya (rumah boneka Barbie) ikut terbakar.

"Dulu bukan di sini lokasi jualan pertama kali, karena terbakar dan semuanya tak bersisa. Ya ikhlas saja, saya usaha lagi, bangun dari awal lagi dan bertahan sampai sekarang," ucapnya.
Dalam kondisi lahiriah yang tidak sempurna, semangat dan rasa optimis tetap memayungi Monang guna mewujudkan harapan. Dijalaninya hidup ini dengan penuh kebanggaan walau hanya dibantu tongkat sebagai penyangga berdiri dalam kegiatan kesehariannya.

Monang adalah contoh hidup mantan atlet berprestasi, yang begitu pensiun, semua prestasi yang telah diraihnya dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa seakan sengaja dilupakan pemerintah. Bahkan pekerjaan yang dahulu pernah dijanjikan pemerintah provinsi kepadanya tak kunjung nyata, sampai kini cuma isapan jempol belaka. Untunglah Monang tetap sabar dan masih mau bekerja keras melalui usaha yang dijalaninya sekarang.

Rezeki memang takkan lari kemana, lewat usaha rumah boneka Barbie di kawasan Jalan SMA 2, Polonia, Medan, membuat Monang jadi dikenal. Dia bisa disebut sebagai satu-satunya pengrajin rumah boneka Barbie yang tetap bertahan di tengah gempuran persaingan mainan anak-anak produksi modern.

Di tempat usahanya itu, dia juga berjualan berjualan kerupuk kulit. Sembari mengobrol dengan MedanBisnis, sesekali dia mengemas kerupuk kulit untuk dimasukan ke dalam plastik. "Ya beginilah usaha saya.

Sambil menunggu pembeli rumah Barbie, saya bungkus kerupuk-kerupuk ini," ujarnya lagi lalu beranjak untuk menyusun kerupuk yang sudah dibungkus itu di rak papan.

Dalam menjalankan roda bisnisnya, Monang dibantu istri dan seorang karyawan. Mantan atlet yang sekarang mengontrak rumah di kawasan Jalan Sejati, Pasar VII Marendal itu setiap harinya memang lebih banyak menghabiskan waktu di tempat usahanya yang sudah buka jam 07.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.

Sebulan, Monang bisa memproduksi 25-30 unit rumah boneka Barbie. Satu karya rumah itu dihargai mulai dari Rp350 ribu hingga Rp750 ribu.
- (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***

Tidak ada komentar: