Sumber Asli -- TENIS COI -
Mantan petenis nasional, Wynne Prakusya punya pandangan sendiri tentang
minimnya prestasi tenis Indonesia saat ini. Menurutnya, para petenis
Indonesia tengah mengalami disorientasi prestasi dan kurang berambisi
untuk mencapai level yang lebih tinggi.
"Sekarang mereka kurang memiliki ambisi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, seakan-akan mereka mengalami disorientasi prestasi," ujar Wynne saat ditemui di acara doa bersama 1000 hari Alm Mbah Maridjan, Jumat(19/07/2013) sore.
Wynne mengungkapkan, seorang atlet harus mempunyai ambisi yang besar untuk meraih level tertinggi. Setidaknya memperbaiki posisi rankingnya. Selain bisa mengangkat diri pribadi juga nama bangsa dan negara.
"Jangan hanya puas juara SEA Games dan mendapat bonus besar. Harus terus ikut turnamen-turnamen kelas dunia," tambahnya.
Wynne melihat penghargaan yang diberikan pemerintah kepada atlet berprestasi bisa diandaikan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, mengalirnya bonus dapat menjadi pemacu untuk lebih prestasi, namun di sisi lain bisa membuat seorang atlet yang tak mempunyai visi kuat jadi cepat puas.
"Dibandingkan dulu, saya satu mendali paling mendapat 25 juta, sekarang mencapai 200 juta. Ini yang mungkin membuat atlet sekarang jadi cepat puas," tandasnya.
Wynne menyadari bahwa visi tiap atlet berbeda-beda. Dia juga setuju dengan penghargaan berupa bonus dari pemerintah. Setidaknya, dengan bonus atlet bisa menabung guna persiapan setelah pensiun nanti.
"Petenis bisa cari uang dengan ikut turnamen. Namun seperti cabang atletik, atletnya hanya bisa ikut event tertentu, jadi bonus bagi mereka lumayan penting," tegasnya.
"Sekarang mereka kurang memiliki ambisi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, seakan-akan mereka mengalami disorientasi prestasi," ujar Wynne saat ditemui di acara doa bersama 1000 hari Alm Mbah Maridjan, Jumat(19/07/2013) sore.
Wynne mengungkapkan, seorang atlet harus mempunyai ambisi yang besar untuk meraih level tertinggi. Setidaknya memperbaiki posisi rankingnya. Selain bisa mengangkat diri pribadi juga nama bangsa dan negara.
"Jangan hanya puas juara SEA Games dan mendapat bonus besar. Harus terus ikut turnamen-turnamen kelas dunia," tambahnya.
Wynne melihat penghargaan yang diberikan pemerintah kepada atlet berprestasi bisa diandaikan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, mengalirnya bonus dapat menjadi pemacu untuk lebih prestasi, namun di sisi lain bisa membuat seorang atlet yang tak mempunyai visi kuat jadi cepat puas.
"Dibandingkan dulu, saya satu mendali paling mendapat 25 juta, sekarang mencapai 200 juta. Ini yang mungkin membuat atlet sekarang jadi cepat puas," tandasnya.
Wynne menyadari bahwa visi tiap atlet berbeda-beda. Dia juga setuju dengan penghargaan berupa bonus dari pemerintah. Setidaknya, dengan bonus atlet bisa menabung guna persiapan setelah pensiun nanti.
"Petenis bisa cari uang dengan ikut turnamen. Namun seperti cabang atletik, atletnya hanya bisa ikut event tertentu, jadi bonus bagi mereka lumayan penting," tegasnya.
- (CTI-1)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar