Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Sabtu, 18 Juli 2015

Kalah Dari Pakistan, Munaslub Jawabannya!


Oleh: Gungde Ariwangsa
 
Sumber Asli -- TENIS COI -  Tim tenis Piala Davis Indonesia akhirnya menyerah. Kalah 1-3 dari Pakistan dalam pertandingan babak kedua Grup II Piala Davis Zona Asia-Oceania. Kekalahan itu terasa menyakitkan karena terjadi di Stadion Tenis Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang selama ini menjadi kebanggaan tim tenis Indonesia dan tempat angker bagi tim tamu. Dengan kekalahan pada pertandingan 14 – 16 Juli lalu itu maka Indonesia harus puas tetap berada di Grup II Zona Asia-Oceania yang merupakan level paling rendah jajaran Piala Davis. Hanya satu tingkat di atas kelas tarkam (pertandingan antar kampung).
            Langkah Indonesia terhenti di babak kedua  pertandingan kualifikasi Piala Davis zona Asia/Ocenia Grup II melawan Pakistan di Lapangan Tenis Senayan, Jakarta, Kamis (16/7). Dengan kekalahan dari Pakistan, Indonesia tidak beranjak dari Grup II Piala Davis Zona Asia-Ocenia untuk tahun depan. Sedangkan Pakistan akan menunggu pemenang antara Filipina melawan Taiwan guna memperebutkan satu slot promosi ke Grup 1.
    Berikut hasil lengkap pertandingan antara Indonesia melawan Pakistan : Pertandingan Selasa (14/7)
Aditya Hari Sasongko - Aqeel Khan 6-2, 3-6, 5-7, 0-6
David Agung Susanto - Samir Iftikhar 6-3, 7-6(3), 4-6, 5-7, 0-6
Pertandingan Rabu (15/7)
Sunu Wahyu Trijati/Christopher Rungkat -  Mohammad Abid Ali Khan Akbar/Aqeel Khan 4-6, 7-5, 6-3, 3-6, 6-3
Pertandingan Kamis (16/7)
David Agung Susanto - Mohammad Abid Ali Khan Akbar 0-6, 6-7(2), 6-0, 2-6.

              Kekalahan tersebut membuat Pengurus Pusat Pelti di bawah pimpinan Ketua Umum Maman Wiryawan kembali menghadirkan pil pahit bagi pecinta tenis Indonesia. Sebelumnya, tim tenis Indonesia gagal total pada SEA Games XXVIII/2015 di Singapura. Tidak mampu membawa pulang sekeping pun medali emas. Catatam buruk dalam pertenisan Indonesia di bawah kepengurusan Maman yang ketika diangkat sesumbar akan mengangkat prestasi tenis Indonesia ke tingkat dunia.
            Dengan dpermalukan oleh Pakistan di kandang sendiri maka sesumbar Maman bersama jajaran kepengurusannya yang tidak pernah menyesal atas kemunduran prestasi tenis nasional berubah menjadi bahan olok-olok. Mau di bawa kemana tenis Indonesia. Ternyata lebih enak di zaman Ketua Umum Martina Widjaja toh?
            Kepedihan demi kepedihan yang dihadirkan kepengurusan saat ini seharusnya sudah dijadikan momentum untuk melakukan pembenahan dari titik nol. Bukan hanya memperbaiki sistem dan kerja kepengurusan namun Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Pelti untuk mengganti kepengurusan. Suara Munaslub ini sudah lama terdengar lamat-lamat dan sudah ada calon Ketua Umum dari pengusaha yang benar-benar cinta tenis. Jadi seluruh pengurus provinsi (Pengprov) Pelti di Tanah Air tidak perlu lagi malu-malu untuk menggalang kekuatan mengadakan Munaslub.
            Tenis Indonesia harus segera diselamatkan. Bukan saja dari kemunduran prestasi namun juga kemunduran dalam keinerja kepengurusan. Bayangkan, kegiatan tenis Indonesia semakin menurun dan semakin jauh dari masyarakat. Turnamen semakin menurun dan bila ada maka asal digelar saja. Pengurus gontok-gontokan di dalam memperebutkan tempat empuk namun tidak mampu bekerja profesional setelah duduk.
            PP Pelti tidak lagi mampu menghadirkan kebanggaan.  Dalam menutupi ketidak mampuan itu berbagai alasan dilontarkan. Pemain kurang jam terbanglah, panitia pertandingan tidak siap lah. Padahal itu merupakan tugas dari PP Pelti sendiri. Jadi terbukti PP Pelti memang tidak mampu.
            Melihat kondisi itu maka basa-basi tidak perlu lagi. Tulisan atau ucapan asal bapak senang (ABS) harus diberantas. Tidak mampu katakan tidak mampu. Bermanis-manis karena menjadi pengurus dan dekat dengan pengurus sudah tidak waktunya lagi. Ini akan menambah penderitaan saja. Jurang kehancuran akan terjadi bila ini didiamkan.
            Munaslub amat mendesak karena tenis Indonesia membutuhkan perbaikan yang radikal. Bukan saja karena sudah terpuruk namun juga mengingat tugas penting ke depan. Apalagi kalau bukan menyiapkan tim untuk Asian Games XVIII tahun 2018 yang akan dilaksanakan di Indonesia. Bila PP Pelti tetap seperti sekarang maka hasilnya sudah bisa ditebak. Hancur. Jadi segeralah Munaslub!!!!

* Penulis adalah wartawan HU Suara Karya dan Ketua Harian Siwo PWI Pusat. E-mail: aagwaa@yahoo.com

- (CTI-1) ***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 088210452863 atau e-mail: akumemangcoi@yahoo.com. Kami nantikan." ***
-->

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Halo saya pecinta tennis. Saya ga mau kasih kritik yang engga2 dan ga mau basa basi ya soal gini. Secara pribadi, kelemahan kelemahan orang Indo saat ini tuh sebagai berikut: Kalian SANGAT negative, kalian KRITIK orang TERUUUUUS dan tidak memberikan solusi, kalian gampang banget salahin orang, dan kalian ga pernah lihat situasi dari sisi yang lain. Pak, ngerti artinya LEADER ga sih? emang jadi leader gampang pak? Jujur, saya ga tau Pak Maman personally, tp kasian juga pak. Bapak tulis artikel yang sangat negative tentang tennis di indonesia di website yang seharusnya tentang mencintai pertenisan di indo. Bapak tidak memberi solusi, tapi malah menjatuhkan. The NEXT LEADER OF PELTI ga bakal berubah banyak pak kecuali kita bantu juga. Kalo next leadernya pelti gagal, mau di maki2 lg? trs berharap doang next leader jadi bagus? ga bakal dapet2 pak penggantinya.

berbicara negative tentang kekalahan tuh gampang. Semua yang negative itu gampang dikasih, termasuk solusi yang negative. Kenapa ga bapak bantu leader tennis kita sekarang dengan solusi yang lebih masuk akal, yang bisa bikin dia jadi leader yang baik daripada di jelek2in? Kenapa ga bapak gunakan tenaga yang bapak kerahkan buat nulis artikel panjang lebar ttg kelemahan tennis indonesia ini buat menulis sesuatu yang lebih membangun dan membantu?

Pak, dengan segala hormat, saya kasih tau bapak ini bukan buat bapak malu, tapi saya mau bapak berpikir dengan worldview atau pandangan lain. Semua atlet tennis kita kerja keras pak. Christopher Rungkat saya dengar ada cedera dan dia tetap main dalam tournament itu. Tolong lihat semua ini dengan pandangan yang lebih positive dan membangun. kalo emang ada orang yang harus diganti kira2, ya coba katakan dengan lebih sugestif.

Leader kita itu manusia. manusia pasti ada salah. Bapak pasti ada kesalahan yang bapak sendiri tidak bisa lihat. harus ada yang kasih tau. kalo ga, ya Tuhan dong ya ga pak? :) it's time kita membantu, bukan menjatuhkan.

sekali lagi dengan hormat, saya tidak mau menjatuhkan siapa2, tp mau membantu. Hopefully, ini masukan yang bisa membantu. Kita bisa maju sama2

COIPers mengatakan...

Terimakasih atas masukannya. Baik saya dibilang sangat negatif. Itu saya akui karena melihat kondisi pertenisan saat ini. Tapi sadar tidak Anda bahwa Anda lbih negatif dari saya. Buktinya tidak gentle menulis jati diri Anda. Sekali lagi makasih tapi jangan pengecut dan keblinger.

Rasanya banyak yang tahu, saya tidak selalu negatif tentang tenis Indonesia. Ketika berjaya dulu bagus saya tulis bagus. Dan perlu diingat saya menulis tidak pernah menyalahkan dan menyudutkan pemain kecuali memang pemain itu melakukan perbuatan melanggar hukum. Pemain adalah aset yang perlu dijaga.

Soal leadership bisa diukur dari hasil kepemimpinannya. Kalau bagus maka akan bagus. Kalau buruk maka tentu buruk pula. Tidak ada yang baik hasilnya buruk. Setidaknya kalau pun prestasi belum tercapai namun iklim dan kinerja berjalan bagus.

Bagi pemimpin yang baik, apalagi di zaman demokrasi dan reformasi serta globalisasi, kritik merupakan masukan. Bukan justru dicaci apalagi dibungkam.

BISA MENERIMA KRITIK, SETAJAM APA PUN, MERUPAKAN PERWUJUDAN DARI KUALITAS SEORANG PEMIMPIN. DISINILAH LEADERSHIP ITU DIUJI DAN DIUKUR SEBESAR DAN SEDANGKAL APA.

Saya memberikan ktirik tajam karena gaya saya memang lugas tanpa tedeng aling-aling karena tidak ada kepentingan apa pun. Hanya satu kepentingan saya dan bayaran yang mau saya terima taitu dengan KEJAYAAN TENIS INDONESIA.

Apa pun, dan walau pun, Anda tidak kesatria karena pengecut dengan menyimpan jati diri Anda, saya tetap terima masukannya dengan lapang dada. Karena menerima masukan merupakan perwujudan dari BESARNYA LEADERSHIP SESEORANG. Bukan begitu toh?

Salam Olahraga .......