- "Sebab hingga kini belum ada petenis NTB yang memiliki peringkat nasional, sebagai akibat sangat kurangnya jumlah pelatih terutama yang bersertifikat nasional," katanya di Mataram, Sabtu.
Menurut Andi yang juga Kabag Humas Pemprop NTB, berbagai event tenis terus digelar untuk menjaring pemain berbakat seperti Kejuaraan Daerah, pertandingan antar instansi dan Kejuaraan dalam rangkat HUT NTB dan 17 Agustus serta Kejuaraan Terbuka.
Jumlah pelatih tenis pada setiap pengurus Pengkab dan Pengkot rata-rata satu orang, padahal yang dibutuhkan minimal tiga orang di setiap Pengkab Pengkot.
Untuk itu, program PELTI kedepan akan mamperbanyak atau merekrut pelatih baik daerah maupun nasional, sehingga pada saatnya nanti NTB akan memiliki petenis yang berperingkat nasional.
Dikatakannya, kejuaraan terbuka tersebut dimaksudkan untuk lebih memasyarakatkan cabang olahraga tenis sekaligus mencari bibit untuk dibina secara terus menerus yang dapat diandalkan ke tingkat nasional.
Memang, katanya, dalam beberapa kali Pekan Olahraga Nasional (PON) seperti PON XV di Surabaya dan PON XVI di Palembang cabang tenis mampu menyumbang medali perak dan perunggu, tetapi atletnya dibeli dari luar daerah.
"Untuk itu, mulai PON XVII di Kaltim Pengprop. PELTI NTB tidak lagi membeli atlet sehingga tidak ada yang meraih medali, namun demikian kita bangga karena yang ditampilkan adalah atlet NTB," katanya. (sihc/saci)
***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***