Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Sabtu, 26 Juli 2008

INA F1 FUTURE’S: Komitmen Pemain Indonesia Dipertanyakan

INA TENNIS - JAKARTA – Di tengah-tengah serbuan para pemain asing yang berlomba-lomba untuk bisa tampil dalam Turnamen Tenis Ina F1 Future ternyata para pemain putra top Indonesia tidak antusias. Ini terlihat dalam sign in babak kualifikasi turnamen yang akan digelar di Pusat Tenis Kemayoran, Jakarta, 27 Juli – 3 Agustus nanti. Jajaran pemain papan atas Indonesia seperti Sunu Wahyu Trijati, Prima Simpatiaji dan Sebastian Dacosta yang masuk lima besar Peringkat Nasional Pelti (Pelti) tidak muncul.
Dengan tidak datangnya pemain yang selama ini selalu mendominasi turnamen dalam negeri itu maka makin berkuranglah peluang untuk menambah petenis Indonesia yang masuk babak utama. Jika tidak ada pemain tuan rumah yang lolos dari kualifikasi maka dipastikan hanya Elbert Sie, Christopher Benjamin Rungkat dan Ayrton Wibowo yang akan membela Panji Merah Putih di babak utama.

Dari tiga pemain itu hanya Elbert Sie yang diterima secara langsung berdasarkan peringkat dunia yang dimilikinya. Sedangkan Christo – panggilan akrab Christopher – dan Ayrton masuk babak utama dengan fasilitas wild card.
Selain Sunu, Prima, dan Sebastian maka pemain lain yang berada di peringkat 10 besar nasional yang tidak ambil bagian adalah Andery Setyawanto (peringkat 6), Surya Wijaya (7), Hendri Susilo Pramono (8), dan Febi Widhiyanto (10).
Kurang antusiasnya pemain top Indonesia mengikuti turnamen internasional yang digelar di kampung sendiri itu menimbulkan tanda tanya terhadap komitmen para pemain dalam meniti karier di tenis. “Kita sedih melihat minimnya perhatian para pemain Indonesia terhadap turnamen internasional yang diadakan di negaranya sendiri. Padahal PP (Pengurus Pusat) Pelti menggelar turnamen ini untuk kepentingan para pemain Indonesia dalam mencari poin sehingga bisa mengangkat peringkat dunia mereka,” ujar Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti, Johannes Susanto yang hadir dalam acara sign in dan undian babak kualifikasi Ina F1 Future’s di Hotel Sheraton, Jakarta, Sabtu (27/7).
Lain lagi pendapat Wakil Sekjen PP Pelti, August Ferry Raturandang. Dia yang selama ini aktif mengamati para pemain Indonesia menyatakan, dengan tidak ambil bagian dalam turnamen internasional di dalam negeri itu maka perlu dipertanyakan komitmen para pemain itu dalam mengejar prestasi. “Apakah hanya puas sebagai pemain juara turnamen lokal saja? Padahal pemain luar negeri jauh-jauh datang memburu poin ke negara kita. Sebaliknya para pemain kita justru mengabaikannya,” ujar Ferry yang juga hadir dalam acara sign in dan undian itu.
Baik Susanto dan maupun Ferry memberikan apresiasi kepada para pemain yang datang sign in untuk kualifikasi. Apalagi mereka hampir sebagian besar merupakan pemain-pemain junior. Ada 21 pemain Indonesia yang datang dan diterima sign in. Seharusnya 22 orang namun Gusti Jayakusma meskipun datang namun terlamat sehingga sign in sudah ditutup. Jumlah pemain Indonesia yang sign in babak kualifikasi masih kalah dari petenis asing yang berjumlah 47 orang.
Pemain Indonesia yang sign in terdiri dari Anreca Frefian NS, Ega Uneputty, Ivan Regan, Jessy Alberto, Michael Christian, Marco Sitepu, Prisca Titan Setiawan, Tito Parulian, Dedy Bolly, Ryan Tanujaya, Skiva Sumual Meriano, Johanes Indra Tolip, Irwan Wijaya, Aditya Ichsandi Haris, Wibisono Prasetya, Anshari Nursida, Nyoman Magha Putra, Ganang Surya Atmaja, David Agung Susanto, Daniel Manoah Yosua dan David Wilson. Kehadiran mereka tidak sia-sia karena semuanya bisa diterima di babak kualifikasi yang terdiri dari 64 pemain.
Pemain Indonesia yang masuk kualifikasi dengan wild card adalah Marco Sitepu, Ega Uneputty, Michael Christian Tjuatjadarma, Aditya Ichsandi Haris, Yohanes Indra Tolip, Daniel Manoah Yosua, dan Tito Parulian Hutauruk. Satu lagi wild card untuk pemain Pilipina, Adelo Abadia.
Para petenis tamu yang gagal masuk kualifikasi adalah Sang Woo Noh (Korea Selatan), Sathi Reddy (India), Jin-Seo Kim (Korsel) dan Adam Jaya (Malaysia).
Seandainya saja pemain-pemain papan atas Indonesia ikut ambil bagian tentu akan bertambah menarik persaingan di babak kualifikasi. Selain itu kesempatan untuk menambah poin tampa harus membuang biaya besar seperti ikut turnamen ke luar negeri bisa termanfaatkan. Namun keuntungan ini dibuang begitu saja oleh pemain yang punya nama di pertenisan Indonesia. Lalu bagaimana dong? (INA TENNIS sumber Humas Pelti-Guar)

Tidak ada komentar: