Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Jumat, 06 November 2009

CBTC: Wickmayer Menangis di Bali

CINTA TENIS INDONESIA - NUSA DUA — Hati Yanina Wickmayer hancur ketika mendengar kabar bahwa ia gagal memenuhi regulasi anti-doping yang dipersyaratkan oleh badan anti-doping di Belgia. Tangisnya tak terbendung begitu Flemish Doping Tribunal menjatuhinya hukuman skors selama satu tahun.

- Saat pengumuman itu, Wickmayer tengah berada di Nusa Dua, Bali, untuk melanjutkan penyisihan grup pada turnamen tenis Commonwealth Bank Tournament Bank of Champions (cbtc). Jumat (6/11) malam, ia seharusnya melawan Anabel Median Garrigues untuk menentukan juara Grup C dan berhak lolos ke semifinal. Namun apa daya, hukuman tadi memaksanya berhenti lebih cepat.

"Yanina secara sukarela mengundurkan diri dan sudah menjadi ketentuan pihak WTA tidak akan memberikan komentar lebih jauh soal kasus ini," kata WTA Tour Chairman and CEO Stacey Allaster, Jumat.

Allaster bahkan tak dapat menggambarkan dengan kata-kata tentang bagaimana reaksi Wickmayer begitu mendengar hal ini. Yang pasti, Wickmayer sangat terpukul oleh kejadian tersebut.

"Dia terdengar sangat hancur dan menangis ketika saya bicara dengannya via telepon di Bali," kata Ana Devries, pelatih Wickmayer, kepada televisi di Belgia.

Yanina memang tidak terlibat kasus doping. Namun, ranking 18 WTA itu tiga kali mangkir menjalani tes yang diminta badan anti-doping di negaranya, yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Allaster mengatakan, mulai tahun ini, setiap pemain yang menduduki peringkat 50 besar WTA dan semua pemain nasional harus melaporkan hasil tes anti-doping kepada badan anti-doping di negaranya masing-masing.

Inilah yang membuat Wickmayer begitu kecewa. Larangan bermain selama satu tahun terasa sangat berat dibandingkan dengan kealpaan soal anti-doping ini. Karena itu, ia akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Laussane untuk melawan sanksi tersebut.

"(Skors) satu tahun adalah sanksi yang terlalu menyakitkan bagi seseorang yang tidak terbukti bersalah menggunakan doping," ujar Devries.

"Rasanya seperti kehilangan semua yang telah ia raih selama bertahun-tahun dengan kerja keras. Dalam setahun, ia akan kehilangan semua poin WTA dan harus mulai lagi dari nol," tambahnya.

Karier Wickmayer di dunia tenis profesional sebetulnya baru meretas tahun ini. Mengakhiri tahun 2007 di peringkat ke-221 dan ke-69 pada 2008, ia mampu menembus ranking 20 besar pada tahun ini. Ia telah menjuarai turnamen seri internasional di Estoril Open dan Generali Ladies di Linz sehingga memenuhi syarat bertanding di Bali. Ia bahkan menjadi pemain termuda dan memiliki postur paling tinggi (182 cm) di antara 12 pemain yang ikut diundang ke Tournament of Champions.

Sayang seribu sayang, ia tak bisa melanjutkan kemenangan manis yang sudah ia peroleh atas petenis senior Kimiko Date-krumm. Bayangan indah mengangkat trofi pertamanya di Pulau Bali harus berakhir dengan tangis. (sihc/skoc)

***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***