Menu

coiga

AYO GABUNG

KARYA ANDA KAMI NANTIKAN

TENIS COI menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini.
Baik itu tulisan maupun foto tentang pemain, klub, pengurus Pengkot/Pengkab, Pengprov dan PP Pelti, turnamen dan kegiatan tenis lainnya. Kirim karya tulis atau karya foto Anda ke e-mail: akumemangcoi@yahoo.com.

Rabu, 21 Oktober 2009

PROFIL: Andi Mallarangeng, Dari Tenis Menuju Menteri

CINTA TENIS INDONESIA - JAKARTA - Tidak banyak yang tahu jika Andi Alfian Mallarangeng awalnya adalah seorang pemain tenis dan bahkan dia pernah bercita-cita menjadi petenis profesional. Dalam wawancara dengan salah satu majalah Ibukota, pria kelahiran Makassar 14 Maret 1963 itu pernah mengungkapkan bahwa salah satu hal yang membuatnya berat meninggalkan Makassar untuk menuntut ilmu di Yogyakarta adalah meninggalkan mimpinya menjadi petenis andal.

- Lahir dari orangtua yang menyukai olahraga tenis, Andi, putra pertama dari lima bersaudara, mengenal olahraga tersebut ketika diajak orangtuanya ke lapangan saat masih sangat belia.

Dari semula hanya bermain-main di tepi lapangan, Andi dan adiknya Rizal akhirnya mulai menyukai tenis hingga akhirnya dipanggilkan pelatih untuk mengajari mereka.

Keduanya serius menekuni cabang olahraga tersebut saat duduk di bangku SD hingga SMP, bahkan pernah mewakili Pelti Sulsel mengikuti Kejurnas tenis kelompok umur di Malang.

Meski demikian, ia juga memendam angan-angan menjadi seperti ayahnya, Andi Mallarangeng, walikota Pare-Pare saat itu yang lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Maka dengan berat hati, ia meninggalkan kota kelahirannya saat duduk di bangku SMA untuk mulai menimba ilmu di Yogyakarta.

Anak pasangan Andi Mallarangeng dan Andi Asni Patoppoi itu mulai kuliah di UGM pada 1981 di Fakultas Sospol jurusan sosiologi.

Selain menjalani kuliah sehari-hari, Andi pun aktif dalam kegiatan senat mahasiswa dan organisasi mahasiswa Islam, HMI.

Di fakultas itu pula ia menemukan jodohnya, seorang gadis Yogyakarta, Vitri Cahyaningsih, yang tidak lain adalah adik kelasnya di jurusan sosiologi.

Mereka menikah di Yogyakarta pada Oktober 1985 sebelum Andi menyelesaikan studinya di UGM. Ia lulus setahun kemudian dan mengawali karir sebagai dosen di Universitas Hasanuddin Makassar.

Nasib membawanya menjadi Juru Bicara Kepresidenan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama sejak Oktober 2004, setelah sebelumnya sempat terlibat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 1999, dan menjadi staf ahli Kementerian Otonomi Daerah (1999-2000).

Kini ketika Presiden Yudhoyono menjalani masa pemerintahan kedua, Andi diberi kepercayaan untuk menjadi salah satu menterinya yakni Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Setelah mengikuti uji kelayakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor, Sabtu (17/10), Andi mengatakan telah diberi arahan untuk membangun potensi anak muda bangsa.

"Presiden banyak memberi arahan untuk saya tugas ke depan, salah satu ditekankan adalah generasi muda untuk membangun bangsa ke depan, membangun potensi anak-anak muda bangsa untuk menjadi pilar-pilar bangunan bangsa kokoh ke depan," tuturnya kepada pers.

Selain itu, katanya, Presiden juga memberi arahan agar bidang olahraga seperti juga pembangunan ekonomi dan demokrasi di Indonesia, dapat mengalami kemajuan.

"Mudah-mudahan olahraga juga meningkat bersama-sama dan memajukan bangsa dalam bidang-bidang lain," ujarnya.

Ayah dari Gemilang, Gemintang Kejora, dan Mentari Bunga Rantiga itu akan kembali berhubungan dengan dunia tenis yang sudah lama ditinggalkannya.

Tidak hanya tenis, hari-hari Andi, yang juga dikenal jago tenis meja saat kuliah itu, akan dipenuhi dengan urusan prestasi cabang-cabang olahraga lainnya.

Di tengah terpuruknya prestasi olahraga Indonesia sekarang ini, tugas berat menanti doktor lulusan Northern Illionis University, AS tersebut.

Apalagi dua tahun mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games, yang tidak hanya dituntut sukses sebagai penyelenggara, tetapi juga berhasil meraih prestasi.

Semoga, peraih penghargaan Bintang Jasa Utama RI (1999) itu bisa lebih baik dari pendahulunya, Adhyaksa Dault yang berhasil menggolkan UU Keolahragaan dan menggagas hadiah rumah bagi atlet berprestasi. (saci)


***"JANGAN LEWATKAN: CINTA TENIS INDONESIA siap mengimformasikan kegiatan tenis di klub, Pengkot/Pengkab, Pengprov, PP Pelti, turnamen, kepelatihan, perwasitan, profil pemain junior dan senior, pembina, pelatih dan wasit serta sponsor dan lain-lain. Hubungi kami: HP: 081513873418 atau e-mail: faktorutama@yahoo.com. Kami nantikan." ***